Bea Cukai Sempat Jadi Trending Topic di X, Analisis Drone Emprit: Tagar Sejenis Nihil di Medsos Lain

Laporan reporter Tribune News.com, Danang Traitmojo

Tribune News.com, Jakarta – Analis Drone Amprit Nova Mujahid mengungkap analisisnya terhadap tagar Bea dan Cukai Terbaik yang menjadi trending topic di X (sebelumnya Twitter) pada Rabu (15/05/2024).

Berdasarkan pantauannya, tagar di bidang kepabeanan dan cukai tersebut menyoroti berbagai prestasi, reformasi instansi, mutasi personel, pemberhentian atau peninjauan kembali, serta pengakuan publik terhadap pegawai dan instansi yang berupaya

“Dari narasi di atas terlihat bahwa tagar ini berupaya menonjolkan berbagai capaian Bea dan Cukai, reformasi di instansi (mutasi, pergantian atau peninjauan pejabat dan pejabat), serta personalia pegawai dan masyarakat serta instansi,” Nova kepada wartawan, Kamis. (16.5.2024).

Selain itu, fokus pembicaraan adalah status Bea dan Cukai sebagai pintu gerbang perlindungan barang ilegal yang masuk ke wilayah NKRI. Bersamaan dengan itu diposting link berita tentang terdeteksinya berbagai barang ilegal seperti narkotika oleh Bea dan Cukai.

Berdasarkan temuannya, banyak warganet yang menanggapi secara sinis tagar tersebut dan menudingnya sebagai ulah burung elang.

Tagar tersebut masuk dalam peringkat Trending Topics Indonesia (TTI) pada Rabu pagi, dan mencapai puncaknya sekitar pukul 16.00 WIB, kemudian berangsur-angsur turun ke peringkat 8 pada malam harinya.

Tagar tersebut perlahan kembali naik sejak Kamis pukul 01.00 WIB, setelah menduduki peringkat ke-49 TTI pada malam harinya. Kemudian masuk 10 besar TTI pada pukul 10.00 WIB di hari yang sama.

Namun, nada kritik terhadap Bea dan Cukai – yang santer diutarakan di hadapan publik dalam beberapa pekan terakhir – nampaknya cukup keras. Beberapa akun bahkan terkesan sinis terhadap tagar Bea dan Cukai Terbaik, yang dianggap sebagai gebrakan- kata. Bisnis,” kata Nova.

Selain perbincangan tersebut, ada pula narasi kritis yang dihadirkan warganet. Misalnya saja terkait peraturan yang tidak jelas, penyalahgunaan kekuasaan atau korupsi yang dilakukan pegawai.

Narasi yang disampaikan masih sama, antara lain aturan yang tidak jelas, pelayanan yang buruk, korupsi pegawai, penyalahgunaan kekuasaan oleh negara, preman berseragam, katanya. 

Nova pun menyimpulkan tagar tersebut tidak mencerminkan suara masyarakat yang sebenarnya. Pasalnya, interaksi serupa tidak bisa ditemukan di jejaring sosial lain seperti Instagram, Facebook, atau TikTok.

Jika percakapan tersebut benar-benar menarik perhatian masyarakat, maka percakapan serupa akan ditemukan di jejaring sosial lain, menurut Nova.

Biasanya, jika suatu isu menarik perhatian masyarakat luas, maka isu tersebut akan muncul di berbagai platform. Isu tersebut akan menjadi topik perbincangan di saluran lain, kata Nova.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *