TRIBUNNEWS.COM – Indonesia patut berbangga ketika puluhan siswa SMA Labschool Kebayoran Jakarta berhasil meraih Grand Prize atau Juara Umum pada International Youth Music and Arts Festival – Muses 2024 di Sozopol, Bulgaria. .
Para orang tua dan perwakilan sekolah menyambut mereka pulang pada Jumat malam (19/7/2024) pukul 22.45 WIB di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.
Fitria Ulfah, guru peserta pelatihan dari Culture Representation Group di SMA Labshkool Kebayoran Jakarta, mengatakan kompetisi tersebut merupakan salah satu festival budaya paling bergengsi yang diadakan di Bulgaria.
“Yang paling bergengsi adalah Youth International, karena festival ini sudah ada sejak lama, sekitar 15 atau 20 tahun, dan biasanya diadakan di Bulgaria,” ujarnya di Jakarta (20/7/2024).
Ulfa mengatakan, grupnya berhasil meraih total lima medali emas dan satu medali perak pada kompetisi 11-16 Juli 2024. Dengan torehan tersebut, Ulfah Indonesia berhasil mengalahkan 11 negara lainnya dan lolos ke hampir semua turnamen.
“Total peserta tim sebanyak 32 siswa dengan 26 penari dan 6 musisi. Masing-masing mendapatkan medali. Kemudian kami meraih dua penghargaan Grand Prix,” kata Ulfa.
Ulfa menjelaskan, ia meraih dua nominasi pada kategori Tari Kelompok atas penampilan square dance-nya untuk cerita “Tsunami Aceh” dan “Pemuda Langgam”.
Selain itu, kelompok perwakilan budayawan dari SMA Labshkol Kebayoran Jakarta juga berhasil meraih juara kedua kejuaraan cerita rakyat dunia, kata Ulfa.
Oleh karena itu, Ulfa mengaku sangat bangga dengan prestasi anak angkatnya. Pasalnya, ia berhasil meraih banyak prestasi meski baru berlatih kurang dari dua bulan.
“Kami membutuhkan waktu kurang dari 2 bulan untuk mempersiapkan anak-anak ini, namun persiapan mereka luar biasa. Sedangkan untuk mempersiapkan anak-anak dari 11 negara membutuhkan waktu yang lebih lama, bahkan mungkin bertahun-tahun,” jelas Ulfa.
Sementara itu, koreografer tim misi budaya RM. Ouki Surya Timur Joddikusumo mengatakan Saman memaknai kisah tsunami Aceh melalui tarian sebagai kesembuhan masyarakat Aceh pasca bencana.
“Kami ingin menampilkan Tari Saman sebagai tarian pemulihan masyarakat Aceh yang terkena dampak tsunami. Ini adalah kisah nyata di Indonesia,” kata Ouki Surya.
Kalissa Atailla Ramadina, salah satu tim lomba budaya mengaku sangat senang bisa mengharumkan nama negara dan sekolahnya di kancah internasional. Dan saya yakin bahwa kami akan mempertahankan hasil kami di masa depan.
“Kami bangga atas nama dan bangsa laboratorium Kebayoran, karena kami bangga dan berterima kasih atas dukungan para guru,” jelas Calissa.
Detail medali yang diraih, termasuk medali emas pada kelompok tari berkisah Tsunami Aceh. Kemudian, medali emas tari tunggal dipersembahkan oleh Aletta Arka Abimanyu pada tari Greg.
Selanjutnya Muhammad Abiyansya dan Ratu Atyugra Wiratama berhasil meraih medali perak pada kategori duet tari tari Malin Kundang.
Selain itu, kategori dance trio juga berhasil meraih medali emas, dengan Hazel Carmen S. Yuniartha, Karrisa Rahshanda Nauli, dan Warisha Azalia Arianti menjadi juara tari Lanka Kuning.
Berikutnya pada kategori kuartet tari, Kurratuaini Kalbi Mirkela, Danesha Valeska Riyadi, Lucia Zanuella, dan Raisha Putri Aulia berhasil meraih medali emas Tari Langgam Remaja.
Terakhir, Calissa Atailla Ramadina yang membawakan lagu keroncong juga berhasil meraih medali emas pada kategori solo.