Batas Takbiran Idul Adha, Ini Jadwal serta Bacaannya dalam Versi Pendek dan Panjang

TRIBUNNEWS.COM – Berikut batas waktu salat Idul Adha.

Untuk menyambut Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk melakukan takbiran.

Kini lantunan takbir terus berlanjut.

Tak hanya itu, takbir selalu dibacakan setelah Idul Adha.

Lantas kapan batas waktu merayakan Idul Adha?

Dikutip dari website Muhammadiyah, sunnah bagi umat Islam adalah memperbanyak bacaan tahlil, takbir, tahmid, puasa dan beramal shaleh, khususnya dari 1 menjadi 10 zulhijjah.

Saat ini takbiran diarahkan pada hari Arafah (9 Zulhijjah), Nahar (10 Zulhijjah) dan Tasyrik (11, 12 dan 13 Zulhijjah).

Mengomentari website Pondok Pesantren Asshiddiqiyah tentang waktu pelaksanaan Takbiran Idul Adha, para ulama membagi pendapat menjadi tiga, yaitu:

Dimulai setelah salat zuhur pada Idul Adha (10 Dzulhijjah), dan berakhir setelah salat subuh di akhir hari Tasyrik (13 Dzulhijjah), dengan pembacaan takbir pada salat fardhu dan tidak ada lagi.

Pendapat yang benar ini diriwayatkan oleh ‘Utsman bin’ Affan, Ibnu Umar, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas. Demikian pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad.

Menurut pendapat kedua, takbir dimulai setelah shalat Maghrib pada malam Idul Adha (10 Dzulhijjah), sebagai qiyas atau perbandingan dengan Idul Fitri, dan berakhir setelah shalat subuh pada akhir hari tasyrik ( 13 Dzulhijjah).

Makna ketiga diawali dengan Takbir setelah shalat subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) dan berakhir setelah shalat Ashar akhir hari Tasyrik (13 Dzulhijjah).

Riwayat ini dari ‘Umar bin Khattab, ‘Ali bin Abi Thalib, Sufyan At-Tsauriya, Ahmad, Ishaq, Abu Yusuf, Muhammad dan Ibnu Al Munjir yang memilihnya.

Dari ketiga pendapat tersebut, yang paling benar menurut Imam Nawawi adalah memulai takbir setelah shalat subuh di hari Arafah dan diakhiri dengan shalat asar di akhir hari Tasyrik (13 Dzulhijjah). Baca Takbiran Idul Adha

Di bawah ini teks Takbiran Idul Adha yang dikutip dari buku Risalah Lengkap Petunjuk Sholat karya Dr. Moh Rifa’i: 1. Teks pendek Takbiran Idul Adha berbunyi لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ اكْبَرُ ا ل. لهُ اكْبَرُ وَِللهِ الحَمْد ُ

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar, laa illaha hailallahuwaallaahuakbar Allahu akbar wallillaahil hamd.

Arti:

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.” 2 domduca ′ titik cangkir اَلاَّ انgerَّاهُ ½šْنَ hari Iziuki ′️ hari hari hari ′ cupَ′cin Żewny ُ ′ جُنْدَهُ جُنْدَهُ seperti hari هُ.00 الْأَحْغَابِ الَّهَُّهُ. Semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian dan berkah

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Allahu akbar kabiiiraa walhamdulillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi burataw wa ashillaa.

Laa ilaaha illallahu walaa na’budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina valau karihal kaafiruun.

Laa ilaaha illallaahu wahdahu, shadaqa wa’dahu, wanashara ‘abdahu, – wa a’azza jundahu, wahzamal ahzaaba wahdahu.

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allahu Akbar Walillaahil Hamd.

Arti:

“Allah Maha Besar (3x). Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar dan bagi Allah segala puji.

Allah Maha Besar dan Maha Mulia, dan bagi Allah segala puji.

Puji Allah di pagi dan sore hari, tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah Allah.

Kami beriman kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci kami, tidak ada Tuhan selain Allah, firman-Nya adalah kebenaran dan Dia menolong hamba-hamba-Nya.

Dan dia mengusir musuh-musuh nabinya. Tidak ada Tuhan selain Allah.

Allah Maha Besar dan bagi Dialah kemuliaan.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *