Basmi Pungli di Tempat Wisata Saat Libur Natal Tahun Baru, Wamenpar Serahkan ke Pemda

Reporter Tribunenews.com Andrapta Pramudhyaj melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mempercayakan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menangani pajak ilegal di destinasi wisata saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.

Ia mengaku bekerja sama dengan pemerintah untuk memprediksi adanya pungli.

“Kami sudah menghubungi Pemprov untuk memperkirakannya, kami sudah koordinasi,” kata Ni Luh saat ditemui di Sarina, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024) malam. 

Usai pertemuan ia menyerahkan urusan pemerintahan daerah kepada pemerintah daerah dan berharap jika daerah wisata mendapat dana maka akan melakukan sesuatu.

Jika yang terakhir masih ditemukan, Nee Luh memastikan koordinasi akan kembali dilakukan mengingat destinasi wisata di kawasan tersebut dikelola oleh pemerintah setempat.

“Jadi kami berharap pemerintah negara bagian dapat segera mengambil tindakan mengenai hal ini,” kata Nee Luh.

Ia juga mengatakan Kementerian Pariwisata telah mengeluarkan surat edaran sejak Desember 2024 kepada pemerintah daerah dan pelaku industri atraksi untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan selama Natal 2024/2025.

Kementerian Pariwisata memperkirakan kekuatan ekonomi kegiatan wisatawan nusantara (VISANAS) mencapai Rp 117,3 triliun antara Natal 2024 hingga Tahun Baru 2025.

Angka tersebut memperkirakan jumlah kunjungan wisman sebanyak 78,2 juta kunjungan pada Desember 2024.

Di sisi lain, potensi ekonomi kegiatan wisman diperkirakan mencapai Rp22,55 – Rp29,2 miliar dengan perkiraan optimistis 1,02 juta -1,325 juta wisatawan pada Desember 2024.

Kemungkinan diadakannya gerakan sosial nasional saat Natal berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan​​​​​​​​​​​​/​​/​​/​​/​/​​​ ​​​​​​2024 dan Tahun Baru 2025 di Pulau Jawa 17,1 persen di Pulau Jawa Tengah. Yogyakarta sebesar 15,77 persen.

Lalu, Jawa Barat 11,78 persen, Jabodetabek 10,34 persen, dan Jawa Timur 8,85 persen. Disusul Sumut 5,7 persen, Bali 5,55 persen, Sumbar 3,26 persen, Lampung 3,08 persen, dan Sulawesi Selatan 2,66 persen.

Destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah pantai, danau, dan kawasan laut sebesar 58,6 persen, kemudian pusat kuliner sebesar 54,8 persen, pegunungan atau pegunungan sebesar 50 persen, kebun binatang dan rekreasi sebesar 33,9 persen, serta pariwisata sebesar 28,4 persen. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *