Bareskrim: Jaringan Fredy Pratama Ubah Pola Peredaran Narkoba di Indonesia

Komentar reporter Tribunnews.com Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bareskrim Polri masih mencari gembong narkoba internasional Fredy Pratama dan jaringan peredaran narkobanya di Indonesia.

Namun, polisi menyebut jaringan Fredy Pratama kini telah mengubah sistem peredaran narkoba.

Hal itu disampaikan Direktur Penanggulangan Narkoba Bareskrim Polri dan Brigjen Mukti Juharsa. Namun, dia tidak menjelaskan lebih detail perbedaan prinsip tersebut.

Polanya (jaringan Fredy) sudah mulai berubah, tapi polanya sudah kita ketahui, kata Direktur Reserse Polri Brigjen Mukti Juharsa kepada wartawan, Rabu (7 Oktober 2024).

Namun Mukti tak merinci perubahan peredaran barang ilegal tersebut.

Dia hanya mengatakan, jaringan besar pengedar masih menggunakan cara yang sama, yaitu mengemas obat dalam teh celup China.

“Kemasannya masih sama, kalau ke Indonesia beda. Kami semua mengambilnya. Setelah itu, kami akan melakukan operasi gabungan lagi dengan petugas bea cukai dan petugas imigrasi,” kata Mukti.

Sebagai informasi, Polri telah membentuk tim khusus (Timsus) bernama Escobar Indonesia untuk menyelidiki keberadaan gembong narkoba Fredy Pratama yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak 2014.

Dalam upaya penangkapan Fredy, Polri bekerja sama dengan kepolisian Thailand dan Kepolisian Nasional Amerika dari BNM Drugs Enforcement Administration (DEA).

Fredy Pratama dijaga oleh penjahat

Brigjen Mukti Juharsa Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, banyak kendala yang membuat polisi kesulitan menangkap Fredy.

“Untuk Fredy Pratama, keadaannya di Thailand masih terdata, namun kami masih sulit menangkapnya,” kata Mukti kepada wartawan kemarin, Jumat (29/12/2023).

Mukti mengatakan, salah satu kendala timnya adalah Fredy Pratama dilindungi geng di Thailand.

“Dia dilindungi oleh penjahat karena orang tuanya adalah bagian dari geng narkoba di Thailand. Jadi mohon luangkan waktu untuk bersabar. Jadi kami masih berusaha agar (penangkapan) itu bisa terjadi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mukti mengatakan Bareskrim saat ini tengah bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan untuk mempercepat proses penangkapan.

“Sekarang kami bermitra dengan BNN untuk membuat penghubung antara BNN, Bareskrim, Bea dan Cukai, Kepolisian Thailand, Divhubinter dan Bea Cukai dari Thailand dan Interpol,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *