TribuneNews.com – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali brutal.
Seorang warga Palestina yang terluka diikat ke sebuah jip militer Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Aksi brutal tersebut terjadi pada Sabtu (22/6/2023).
Hanya sedikit kamera amatir yang tidak merekam kejadian tersebut.
Dalam video yang beredar dan dipublikasikan berbagai media asing, terlihat darah mengalir dari kepala hingga pelipis, mata, dan wajah.
Dia terbaring di belakang jip Israel.
Jip itu sedang melewati jalan di lingkungan Jenin.
Beberapa mobil ambulans milik Sambeit Merah Palestina (PRCS) berada di pinggir jalan saat jip itu melintas.
PCRS mengakui bahwa militer Israel melarang awak kapal memberikan pertolongan pertama kepada korban luka.
“Mereka menempatkan orang yang terluka di depan jip militer dan kemudian mengizinkan kru kami membawanya ke rumah sakit.” PRCS melaporkan CNN.
Belum diketahui kondisi dan identitas pria tersebut. ISAF berbicara tentang kejadian ini
Menanggapi pertanyaan tentang insiden tersebut, IDF mengakui bahwa tentaranya melanggar “perintah dan prosedur operasi standar”.
Para pejabat mengatakan mereka akan segera menyelidiki kasus ini.
“Perilaku tentara dalam video kejadian tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai IDF.”
“Insiden ini akan diselidiki dan ditangani dengan tepat,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.
Menurut IDF, peristiwa itu terjadi pada Sabtu pagi (22/6/2024) saat operasi antiteroris menangkap seorang tersangka di kawasan Wadi Barkin, sebelah barat Jenin.
Tersangka yang terluka dikatakan telah ditangkap setelah penembakan.
“Dia dibawa ke Bulan Sabit Merah untuk perawatan,” tambah militer Israel. Pelapor Khusus PBB mengutuk penggunaan warga Palestina sebagai tameng manusia oleh Israel
Menurut al-Mayadeen, Francesca Albani, Perwakilan Khusus PBB untuk Pendudukan Palestina, sangat marah.
Ia menyatakan keprihatinannya atas penganiayaan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina sebagai tameng manusia.
Dalam sebuah postingan
Sungguh menakjubkan bagaimana negara yang lahir 76 tahun lalu mampu benar-benar mengubah hukum internasional, ujarnya. Tindakan serupa juga dilakukan oleh IDF
Pada bulan Mei, laporan Defense for Children International (DCI) mengonfirmasi bahwa Israel menggunakan anak-anak Palestina sebagai tameng manusia di Tepi Barat yang diduduki.
Anak-anak tersebut dipaksa untuk melawan pasukan pendudukan ketika mereka memasuki rumah warga Palestina di dalam dan sekitar jalan kamp pengungsi Noor Shams.
Menurut laporan tersebut, tentara Israel menggunakan dua anak Palestina sebagai tameng manusia dan menembak bahu mereka.
Seorang anak lain menceritakan bagaimana pasukan pendudukan Israel memisahkan dia dari keluarganya selama penggerebekan di apartemen mereka.
Kemudian, dia terpaksa mengetuk pintu tetangganya dan meminta mereka pergi. Kekerasan meningkat di Tepi Barat
Sejak dimulainya perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza, kekerasan meningkat di Tepi Barat yang diduduki.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), lebih dari 500 warga Palestina, termasuk 100 anak-anak, telah terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober.
Badan PBB tersebut mengatakan hampir tiga perempat pasukan Israel tewas dalam operasi tersebut.
Selain serangan militer Israel di Tepi Barat, terjadi peningkatan kekerasan terhadap warga Palestina dari pemukiman Israel.
Lebih dari 700.000 orang Yahudi tinggal di permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Tinjauan perkembangan terkini konflik antara Israel dan Hamas
– Kantor berita Wafa melaporkan bahwa dua dokter Palestina tewas akibat tembakan Israel di Klinik Daraj di Kota Gaza.
– Di Beit Lahia, dua anak lagi meninggal karena kekurangan gizi, sehingga menambah jumlah korban tewas akibat kelaparan dan kehausan menjadi sedikitnya 31 orang, kata pejabat kesehatan di Rumah Sakit Kamal Adwan.
– Warga mengatakan tank-tank Israel bergerak maju di sisi barat laut kota Rafah – kamp pengungsi al-Mawasi – yang dianggap sebagai “zona aman” oleh militer Israel.
– Sedikitnya delapan orang tewas akibat serangan udara Israel terhadap pusat bantuan UNRWA di Kota Gaza.
– Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengatakan serangan udara Israel menewaskan pesepakbola Palestina Ahmed Abu al-Atta dan keluarganya di Kota Gaza.
– Menteri Pertahanan Israel Yves Gallad berangkat ke Washington untuk melakukan pembicaraan mengenai Gaza dan Lebanon, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tanpa menjelaskan lebih lanjut bahwa akan ada “pengurangan signifikan” dalam pengiriman senjata AS ke Israel
– Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS mengatakan serangan Israel ke wilayah selatan Lebanon akan meningkatkan risiko perang lebih luas dengan Iran, apalagi jika mengancam eksistensi Hizbullah.
(Berita Tribun, Andar Walan Nograhani)