Bapuknya Mental Manchester United, Erik Ten Hag Bikin Setan Merah Rasa Medioker

TRIBUNNEWS.COM – Kekalahan menyakitkan Manchester United dari Brighton pada Sabtu (24/8/2024) tadi malam menyisakan berbagai kebenaran kelam bagi Setan Merah.

Di hari kedua perebutan gelar Liga Inggris, Manchester United menderita kekalahan telak dari Brighton 2-1 di Stadion Amex.

Manchester United selaku tim tamu sempat tertinggal setelah gawangnya dibobol mantan pemainnya.

Danny Welbeck-lah yang mencetak gol untuk Manchester United pada menit ke-32 babak pertama.

Manchester United membuka skor saat Amad Diallo menyamakan kedudukan pada menit ke-60.

Tim asuhan Erik Ten Hag sebenarnya berhasil mendapatkan gol kemenangan melalui Alejandro Garnacho.

Hanya gol pemain Argentina itu yang dianulir wasit karena ulah rekan setimnya Joshua Zirkzee.

Pada akhirnya, Manchester United harus mendengarkan drama tragis di penghujung pertandingan.

Joao Pedro harus disalahkan atas kekalahan telak Manchester United setelah golnya di menit-menit terakhir.

Andre Onana tak mampu menghentikan sundulan Joao Pedro untuk membawa Brighton meraih kemenangan tiga poin.

Selain kekalahan pertama Manchester United, mereka bersaing untuk musim ketiga bersama Ten Hag.

Perhatian intens dari berbagai kalangan pun langsung menyusul kekalahan Manchester United dari Brighton.

Salah satu faktor utamanya adalah meningkatnya mentalitas Manchester United era Ten Hag di laga tandang.

Tak percaya diri menjamu Manchester United pada musim 2022/2023, pekerjaan berat menanti sepuluh Hag.

Kesuksesan besar yang diraih Ten Hag dan Ajax diharapkan bisa terulang kembali di Manchester United. Pelatih Manchester United asal Belanda Erik ten Hag mengangkat trofi untuk merayakan kemenangan mereka di penghujung pertandingan sepak bola Piala FA antara Manchester City dan Manchester United di Stadion Wembley, London, 25 Mei 2024. Manchester United menang 2-1 melawan. Kota Manchester. Ben Stansall / AFP (AFP/BEN STANSALL)

Meski dalam dua musim penuh pertamanya, Ten Hag berhasil mempersembahkan dua trofi juara.

Namun proyek yang dikerjakan Ten Hag dan Manchester United selama ini kurang baik.

Bukti lainnya adalah aspek psikologis yang sepertinya masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.

Performa Manchester United tidak konsisten antara laga kandang dan tandang, baik melawan enam besar atau sebaliknya.

Ini pertanda Ten Hag belum bisa menguasai Manchester United sepenuhnya.

Belum lagi isu perebutan kekuasaan, kekompakan tim, dan gaya bermain Manchester United yang menjadi isu tak mengenakkan setiap minggunya.

Semua itu menjadi pertanda bahwa masa Ten Hag bersama Manchester United tidak sepenuhnya sukses.

Dan kekalahan terakhir melawan Brighton menjadi momen terakhir dari masalah Ten Hag.

Dilansir Squawka, kekalahan ini meninggalkan kenyataan menyedihkan pada performa tandang Manchester United.

Selama di bawah Ten Hag, seharusnya performa Manchester United tercatat sebagai klub medioker.

Manchester United tercatat kalah dalam 17 laga tandang di era Ten Hag.

Jumlah gol tersebut lebih banyak dari jumlah kemenangan yang diraih Ten Hag di laga Manchester United, yakni 16 kali.

Kekalahan di peringkat 17 jelas bukan laporan menarik bagi tim sekelas Manchester United.

Dengan nama besar dan sejarah yang dimiliki Manchester United serta tim yang sangat bertalenta.

Manchester United harus bisa tampil lebih baik, apalagi bermain di kandang sendiri.

Ten Hag sebagai manajer juga dituntut lebih fleksibel dan sejalan dengan kenyataan bahwa tidak mudah mengalahkan lawan dalam laga tandang di Liga Inggris.

Selanjutnya, Manchester United menghadapi ujian besar saat menjamu Liverpool di Old Trafford akhir pekan depan.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *