Banyak Artis Ikuti Tren Transplantasi Rambut Demi Penampilan, Aman atau Tidak?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tren transplantasi rambut sudah menyebar di Indonesia. Beberapa seniman telah menggunakan teknik estetika ini untuk menunjang penampilannya.

Artis yang rambutnya dicangkok adalah Kaka Slank, Vincent Rompies, Ringgo Agus Rahman,

Dave Hendrik, Ucie Sucita, Rizky Alatas, Verdi Solaiman, Shandy Sjarif, Tengku Tezi, Reza Aditya, Desta Mahendra, Piyu Padi dan juga artis asal Rusia Angelica Anderson adalah nama-nama besar yang pernah melakukan transplantasi rambut.

Para artis ini tidak perlu pergi ke luar negeri karena klinik transplantasi rambut sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Klinik transplantasi rambut banyak bermunculan di Jakarta, Bali dan kota-kota besar lainnya.

Klinik transplantasi rambut ini ada yang lokal, ada juga yang menggunakan dokter asing yang bekerja di Indonesia.

Dibandingkan dengan Turki yang pemerintahnya mendukung industri transplantasi rambut sebagai sumber mata uang negara, di Indonesia sendiri industri ini baru dimulai.

Ya, industri transplantasi rambut merupakan industri yang mampu mendatangkan jutaan pasien wisata medis dengan nilai transaksi lebih dari $2 miliar.

Industri ini begitu berkembang karena letak Turki di benua Eropa, namun harganya setengah bahkan seperempat klinik di negara Eropa lainnya.

Menurut Pelopor Klinik Transplantasi Rambut Indonesia Dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM) Klinik Farmanina – DHI Indonesia, jumlah pasien transplantasi rambut akhir-akhir ini meningkat cukup pesat.

“Dengan banyaknya klinik baru yang dibuka di kota-kota besar, ternyata memberikan dampak positif, yaitu masyarakat menjadi lebih sadar akan prosedur transplantasi rambut sebagai salah satu cara mengatasi kebotakan.”

Cintawati Farmanina juga menambahkan bahwa “saat ini transplantasi rambut tidak hanya sebatas masalah kebotakan, banyak orang yang melakukan perawatan tersebut untuk menunjang penampilan estetika.

Misalnya, baru-baru ini presenter Desta melakukan transplantasi rambut dan jenggot.

Ada juga penyanyi Uci Sucita yang mempertahankan penampilan panggungnya dengan menurunkan garis rambut melalui transplantasi rambut.

“Ada juga yang karena keseluruhan profesi atau tuntutan peran, seperti salah satu pasien saya, Ony Seroja Hafiedz, yang menjalani transplantasi alis sebagai upaya menambah nilai aktingnya di film yang ia perankan. di dalam.

Menurutnya, rambut tidak hanya menjadi magnet penampilan di kalangan selebritis, oleh karena itu setiap pria dan wanita harus menunjukkan tidak hanya sisi menariknya, tetapi juga sisi alami dan sehatnya.

Rambut yang sehat, alami dan estetis meningkatkan rasa percaya diri dalam menjalani segala aktivitas.

Jadi apakah transplantasi rambut ini aman untuk kesehatan Anda?

Farmanina menekankan, dalam memilih klinik perawatan estetika, pelajari portofolio dan metode perawatan yang digunakan klinik tersebut agar hasil perawatannya maksimal tanpa mengabaikan aspek penting terkait kesehatan jangka panjang pasien.

“Salah satu perawatan rambut yang paling efektif untuk hasil sempurna dan tanpa memandang kesehatan adalah transplantasi rambut bagi siapa saja yang ingin tampil percaya diri dan memiliki rambut sehat alami tanpa risiko,” ujar Dr. Farmanina.

Transplantasi rambut aman dan minim efek samping jika ditangani langsung oleh dokter bedah plastik. Meski demikian, potensi efek samping masih mungkin terjadi.

Merujuk ke Halodoc, setiap orang juga akan memiliki respons berbeda setelah prosedur ini.

Salah satu efek samping yang mungkin terjadi adalah pendarahan berlebihan setelah prosedur transplantasi.

Bekas luka lebar atau stretch mark juga mungkin muncul.

Hal ini mungkin disebabkan oleh pengecilan kulit kepala selama transplantasi rambut.

Kemungkinan komplikasi transplantasi rambut lainnya termasuk pembengkakan pada kulit kepala.

Terbentuknya kerak di area kulit kepala tempat rambut ditransplantasikan atau dihilangkan.

Rasa baal atau mati rasa pada area kepala yang diobati hingga timbul rasa gatal.

Terjadi infeksi atau peradangan pada folikel rambut atau folikulitis.

Rambut terlihat tidak alami.

Pada tahap awal setelah transplantasi organ, risiko pendarahan yang berujung pada infeksi lebih besar kemungkinannya.

Kondisi ini disebabkan karena sebagian kulit kepala diambil untuk menumbuhkan folikel rambut sehingga bisa menjadi berlebihan.

Risikonya termasuk kebotakan, meskipun area tertentu di kepala ditutupi rambut. Selain itu, rambut yang ditransplantasikan mungkin tidak tumbuh atau tumbuh seperti yang diharapkan.

Efek ini mungkin disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang mendukung pertumbuhan rambut baru. Kurangnya disiplin dalam menerapkan pola hidup sehat dan kebiasaan merokok juga bisa menjadi pemicunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *