Bantuan Pangan Penanganan Stunting Rampung Disalurkan ke 1,4 Juta Keluarga

Laporan Reporter Tribunis.com, Andarapa Pramudiaj

Tribunues.com, Jakarta – Pemerintah telah menyelesaikan distribusi program bantuan pangan untuk mengelola stunting 1.446.089 juta keluarga yang berisiko stunting (KRS).

Distribusi ini ditetapkan sebagai dua langkah selama enam bulan.

Episode pertama adalah saluran dari Januari hingga Maret, ketika fase kedua dari April hingga Juni.

Didistribusikan di tujuh provinsi, yaitu Sumatra Utara, Bunten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulaisi Barat dan Nusa Tengara Timur.

ID Organisasi Makanan Nasional (Bapana) telah mendistribusikan 8,4 juta paket dalam bentuk telur ayam dan ayam ID sebagai calon untuk distribusi.

Direktur ID Makanan Opic Opic Opik Wizayanto menekankan bahwa kinerja berhasil dicapai meskipun ada hambatan dalam mengangkut beberapa provinsi. 

Pada hari Kamis (10/17/2024) JS Luwansa Hotel, Cunning, menurut perkiraan, dia berkata, “Kami memahami bahwa NTT, Sulaisi Barat, Sumatra Utara, yang kami hadapi bukanlah pembatasan transportasi yang mudah.”

Sis Opik mengatakan bahwa keberhasilan mendistribusikan dukungan ini dari kerja sama antara semua pihak yang terlibat tidak dapat dipisahkan.

Ketika datang untuk mendistribusikan bantuan pangan, sejumlah pemangku kepentingan terlibat dalam Bapanas, Kementerian Voman, ID Makanan, BTN Bank, BKBBN, Kantor Keamanan Pangan, POS Indonesia dan Mitra Petani.

“Alhamdulillah, terima kasih atas kerja sama, terima kasih atas kerja sama kami, kami bisa berjalan dengan baik,” kata SES Opik.

Pada saat yang sama, Saro AD, penjabat sekretaris Organisasi Pangan Nasional, menjelaskan alasan untuk mendistribusikan bantuan makanan dengan hanya berfokus pada tujuh provinsi.

Dia mengatakan bahwa dengan menerapkan program yang menonjol di tujuh provinsi, sekitar 5 persen dari gelar Stantry Indonesia dapat diselesaikan.

Saro juga menyebutkan bahwa bantuan makanan ini bukan hanya tujuan mengurangi stunting.

Namun, keamanan penjualan menyediakan kesejahteraan petani dan ayam pedaging.

“Juga, ini juga bisa menjadi program untuk menstabilkan harga daging dan telur ayam secara nasional,” kata Saro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *