Dilansir jurnalis Tribunnews.com, Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TEHRAN – Pemerintah Rusia dilaporkan mulai memasok sejumlah sistem pertahanan udara ke Iran, di tengah meningkatnya konflik antara Teheran dan Israel menyusul pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
“Rusia mulai mengirimkan peralatan pertahanan udara dan radar canggih ke Iran setelah Teheran meminta senjata-senjata ini kepada Kremlin,” Times Of Israel mengutip seorang pejabat Iran yang mengatakan.
Pengiriman senjata dari Rusia ke Iran juga dikonfirmasi dalam laporan oleh seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang menjelaskan bahwa tidak hanya permintaan untuk sistem pertahanan udara canggih telah dibuat, namun pengiriman telah dimulai.
Belum diketahui peralatan apa yang akan dikirim Rusia ke Iran, namun kabarnya Moskow akan mengirimkan sistem S-400 yang lebih canggih setelah sebelumnya Rusia menghadiahkan Iran beberapa sistem pertahanan udara S-300.
Pengiriman senjata ini dikirim Rusia untuk membantu mitra lamanya, Ayatollah Ali Khamenei, selaku pemimpin tertinggi Iran yang bersumpah akan membalas dendam terhadap Israel yang dituduh mendalangi pembunuhan Haniyeh.
“Setelah peristiwa pahit dan tragis yang terjadi di wilayah Republik Islam, adalah tugas kita untuk membalas dendam,” kata Ali Khamenei di X.
Khamenei tidak merinci kapan serangan itu akan dilakukan, namun sejumlah sumber memperkirakan rencana Iran menyerang Israel akan bertepatan dengan salah satu hari raya terpenting Yahudi, yakni perayaan Tisha B’Av yang jatuh pada 12 dan 13 Agustus. . , 2024. .
Sebelum pejabat Iran mengkonfirmasi kebenaran pengiriman senjata Rusia ke Teheran, diketahui bahwa jet tempur Il-76TD Rusia yang diproduksi oleh Gelix Airlines, yang sering digunakan Rusia untuk mengangkut logistik militer, telah mendarat di Imam Khomeini pada akhir pekan. Bandara Internasional usai berangkat dari Bandara Internasional Vnukovo Moskow pada Sabtu (8 Maret 2024).
Pemerintah Rusia belum mau berkomentar mengenai pasokan senjata militer.
Namun, banyak pengamat yang meyakini pengiriman senjata Rusia sengaja dilakukan menjelang serangan Iran terhadap Israel.
“Asal usul penerbangan dan muatannya menimbulkan kecurigaan bahwa Rusia mungkin memasok senjata ke Iran. “Mengingat kedekatan Moskow dengan Teheran, Moskow baru-baru ini mengutuk pembunuhan tersebut dan memperingatkan konsekuensi negatif bagi wilayah tersebut,” kata seorang analis militer. Persahabatan Rusia-Iran
Rusia dan Iran dikenal menjaga hubungan kerja sama yang erat. Hal ini terlihat dari Moskow dan Teheran yang masih saling memasok senjata untuk melawan musuh masing-masing negara.
Beberapa waktu lalu, sebuah perusahaan senjata Rusia mengundang delegasi Iran untuk tur belanja VIP di pabrik senjatanya.
Tak main-main, pabrik tersebut menjanjikan produk yang sudah lama diidam-idamkan Teheran, yakni sistem pertahanan udara yang mampu menembak jatuh pesawat musuh.
Rusia juga berjanji memberikan bantuan teknis kepada satelit mata-mata Iran dan membantu pembuatan roket untuk meluncurkan satelit baru ke luar angkasa.
Tak hanya itu, Rusia menjadi negara yang paling keras mengutuk serangan Israel yang menewaskan Ismail Haniyeh, pemimpin Biro Politik Hamas. Pemerintah Rusia mengatakan serangan itu melanggar hukum internasional.
“Jelas bahwa penyelenggara pembunuhan politik ini sepenuhnya menyadari konsekuensi serius dari tindakan yang mengancam ini bagi seluruh kawasan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
“Tidak ada keraguan bahwa pembunuhan Haniyeh akan berdampak sangat negatif pada pelaksanaan kontak tidak langsung antara Hamas dan rezim Israel dalam ketentuan gencatan senjata yang disepakati bersama di Jalur Gaza,” tambahnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mychailo Bogdanov juga mengkritik serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut melanggar hukum internasional karena pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran, adalah pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima.
Hubungan kedua negara juga memunculkan anggapan bahwa Rusia dapat memainkan peran strategis dalam serangan Iran terhadap Israel, yang disebut-sebut akan dilakukan dalam waktu dekat.