Laporan jurnalis Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Pertamina Patra Niaga menegaskan tetap menjual produk BBM Pertalite bersubsidi ke masyarakat.
Saat ini, hingga April 2024, alokasi Pertalite nasional sebesar 9,9 juta kiloliter (KL) dari total kuota Pertalite tahun 2024 yang ditetapkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar 31,7 juta KL.
Jadi bagian Pertalite 21,8 juta KL.
“Saat ini kami masih mendistribusikan Pertalite di seluruh daerah sesuai dengan tugas yang diberikan pemerintah,” kata Irto kepada Tribunnews, Sabtu (11/5/2024).
Lanjutnya, Pertamina Patra Niaga sebagai pihak yang mengemban tugas penyaluran BBM bersubsidi berkomitmen untuk terus mengikuti dan melaksanakan seluruh kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
Adapun fenomena ditemukannya SPBU yang tidak menjual BBM bersubsidi diketahui disebabkan karena SPBU tersebut baru dibangun yakni. dia baru saja selesai. Oleh karena itu, mereka belum dievaluasi oleh Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) atas penjualan produk bersubsidi.
Meski demikian, Pertamina memastikan akan segera menjual BBM bersubsidi setelah mendapat evaluasi.
Pertamina Patra Niaga juga menegaskan pihaknya tidak menerapkan strategi untuk menghilangkan Pertalite. Pihaknya masih terus menyalurkan BBM Pertalite (RON 90) kepada masyarakat sesuai kuota tahun 2024 yang ditetapkan pemerintah.
Hal ini, sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022, pertalite merupakan salah satu jenis bahan bakar tujuan khusus (JBKP). Oleh karena itu, perubahan distribusi harus dilakukan melalui kebijakan negara.
“Pada dasarnya semua kebijakan pemerintah akan kami ikuti dan laksanakan,” pungkas Irto.
Virus
FYI, belakangan ini publik dihebohkan dengan postingan media sosial yang mengklaim penjualan BBM Pertalite bersubsidi akan ditiadakan.
Postingan yang beredar di Facebook menyebutkan Pertalite akan dihapus dari penjualan di SPBU di beberapa daerah dan diganti dengan bahan bakar Pertamax Green.
“Selamat tinggal Pertalite, selamat datang Pertamax Green… Selamat menikmati! Dari Aceh, Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, NTB, NTT, Sulawesi, Maluku hingga Papua,” bunyi unggahan tersebut.
“Nikmati penghematan bahan bakar Anda. Harga baru yang dikenakan pada 4.5.24 telah dihapus. Petralite dihilangkan, PLN naik pada 2.5.24. Nikmati pajak yang lebih tinggi, nikmati komoditas yang lebih tinggi, barang dan jasa yang lebih tinggi, transportasi yang lebih tinggi. Mari kita terus MENGHARGAI MANFAAT yang diberikan pemerintah,” ujarnya.