Bank Indonesia Ungkap 4 Faktor Pendorong Nilai Tukar Rupiah Kuat hingga Akhir Tahun

Laporan reporter Tribunnews.com Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan setidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah yang diperkirakan menguat hingga akhir tahun 2024.

Menurut Perry, penguatan nilai tukar rupiah ditandai dengan momentum pasar non-deliverable forward (NDF) yang jatuh tempo 1 bulan bergerak ke kisaran Rp16.000 per dolar AS.

“Bank Indonesia meyakini nilai tukar rupiah akan naik menjadi 16.000 dan kemudian menjadi Rp 15.800.

Perry menjelaskan, empat faktor yang mempengaruhinya adalah kenaikan BI rate menjadi 6,25% pada Bank Surat Berharga Rupiah Indonesia (SRBI).

“Daya tarik return portofolio di Indonesia kembali menarik, peningkatan ini jika kita bandingkan dengan interest rate spread India atau selisih suku bunganya lebih baik dari India karena itulah menjadi menarik”.

Kemudian faktor kedua adalah kembalinya arus modal. Perry mengatakan hingga akhir pekan April 2024, SRBI yang sebelumnya mengalami capital outflow kembali sebesar Rp 4,5 triliun.

Padahal, awal outflow SBN kembali menjadi inflow pada minggu pertama Mei 3 hari pertama sebanyak Rp 3,75 triliun. Ini faktor kedua yang akan memperkuat stabilisasi dan penguatan nilai tukar rupee. rate, khususnya kinerja investasi portofolio, tidak hanya di SRBI saja,” tegas Perry.

Faktor ketiga adalah prospek perekonomian Indonesia yang baik dengan ketahanan yang kuat. Pertumbuhan ekonomi melebihi 5%, inflasi masih berkisar 2,5 plus minus 1%.

Sedangkan faktor keempat adalah komitmen Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar rupiah melalui koordinasi berkelanjutan antara pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

“Kami yakin stabilitas rupee ke depan akan terus menguat, dipengaruhi oleh 4 faktor, yang pertama adalah bunga kenaikan BI rate kemarin dan yang mendorong aliran modal dari Porto nomor 2 dan sudah terverifikasi bahwa Porto memiliki dikembalikan baik ke SRBI maupun SBN. Yang ketiga adalah prospek perekonomian Indonesia, inflasi dan pertumbuhan ekonomi, dan yang keempat adalah komitmen BI, pemerintah, KSSK,” tegas Perry.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *