Banjir Rob Masih Rendam Kawasan Muara Angke Jakut, Warga Masih Memilih Tak Mengungsi

Laporan Jurnalis Tribunnews.com Abdi Raanda Shakti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bencana alam banjir alam terus membanjiri kawasan Pelabuhan Muara Angke pada Rabu (18/12/2024), tepatnya di Jalan Pier Ujung 2, Blok Empang Muara Angke, Jakarta Utara (Jakut).

Pantauan Tribunnews.com, ketinggian air di kawasan itu berkisar antara 20 sentimeter hingga 90 sentimeter.

Namun nampaknya warga masih memilih bertahan di rumahnya dan tidak mengungsi.

Ada berbagai alasan mengapa warga memilih untuk tidak mengungsi, salah satunya adalah untuk menjaga barang-barang berharga di rumahnya.

“Iya, saya putuskan di rumah saja. Saya tidak mengungsi. Itu untuk melindungi barang-barang saya di rumah, saya khawatir dicuri,” kata Sarti, 46, saat ditemui, Rabu.

Menurutnya, bencana alam yang terjadi setiap tahun sangat menghambat aktivitas masyarakat setempat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Bahkan, anak-anak Sarti sudah tidak bersekolah saat banjir rob menggenangi rumahnya.

“Iya susah banget. Pokoknya naik perahu karet kalau mau maju,” ujarnya.

Sementara warga lainnya bernama Ilham, 33, mengatakan aliran air mulai surut sejak pukul 09.00 WIB. Biasanya antara pukul 11.00 hingga 14.00 WIB air naik dan mulai turun menjelang malam.

Benar, jam segini (air) mulai naik. Nanti malam mengering. Besoknya juga sama, jelasnya.

Ia pun meminta pemerintah segera memberikan solusi atas permasalahan tersebut meski banjir tidak bisa dihindari karena faktor alam.

“Iya, nasi kotak masih bisa. Tapi tidak untuk keperluan lain (kebutuhan dan sebagainya),” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga pesisir Jakarta bersiap menghadapi bencana alam berupa banjir pada akhir tahun 2024.

Direktur Jenderal BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Aji mengungkapkan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), banjir rob akan lebih tinggi pada 20 Desember 2024.

Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan menyiapkan peralatan darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lain-lain.

“Jika terjadi bencana atau keadaan darurat segera menghubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

BPBD DKI Jakarta berupaya menangani banjir rob di wilayah pesisir utara, khususnya di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ankol dan sekitarnya. 

Isnawa Aji menjelaskan, banjir tersebut disebabkan oleh air pasang yang terjadi beberapa hari terakhir.

Selain itu, kata Isnawa, faktor lainnya adalah penurunan permukaan tanah dan perubahan iklim yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.

Penanggulangan banjir yang telah dilaksanakan meliputi pembangunan infrastruktur tanggul laut raksasa, perbaikan sistem drainase dan normalisasi sungai, pembangunan waduk dan sistem penyimpanan air, pembangunan sumur resapan dan pengelolaan air tanah, sistem peringatan dini dan pemantauan, pendidikan dan kemasyarakatan, relokasi dan komunikasi regional, serta kerjasama dengan pihak swasta.

Menurut Isnawa, pengambilan air tanah yang berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah dan banjir di pesisir utara.

Oleh karena itu, Isnawa mengatakan diperlukan perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya air di Jakarta.

“Tantangan besar lainnya adalah kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim. Ketinggian air laut yang tinggi meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir rob,” jelas Isnawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *