Laporan koresponden Tribunnews.com Danang Traitmojo
TribuneNews.com, JAKARTA – Bangladesh berada dalam krisis setelah protes massal di seluruh negeri di negara Asia Selatan tersebut.
Para pelajar memprotes sistem kuota khusus yang mana sepertiga dari seluruh jabatan pegawai negeri (PNS) diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga veteran Perang Kemerdekaan Bangladesh tahun 1971. Para pelajar menganggap aturan ini sangat bias
Demonstrasi tersebut berujung bentrokan antara mahasiswa, aktivis mahasiswa pro pemerintah, dan polisi pada Rabu (17/7/2024). Kerusuhan menyebar di ibu kota Dhaka, kota Chattogram di tenggara, dan kota Rangpur di utara.
Pidato Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina digambarkan menambah bensin ke dalam api setelah mengomentari protes yang dilakukan para pengunjuk rasa. Diberitakan pada Jumat (19/7/2024), jumlah korban meninggal akibat kerusuhan tersebut mencapai 39 orang.
Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dhaka, terdapat 563 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Bangladesh. Status WNI dikatakan aman.
Judha Nugraha, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, mengatakan pada Jumat (19/19/2019): “Dalam data lapor diri di Dhaka, KBRI mencatat ada 563 orang yang meninggal. Warga negara Indonesia yang tinggal di Bangladesh. 7/2024).
“KBRI Dhaka telah menjalin kontak dengan WNI di Bangladesh. Sejauh ini situasi mereka aman,” tambah Judha.
Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Dhaka juga akan terus memantau situasi dan mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk melindungi keselamatan WNI di Bangladesh.
KBRI Dhaka juga mengimbau masyarakat sipil Indonesia untuk waspada, menghindari kerumunan dan mengikuti aturan yang dikeluarkan otoritas Bangladesh.
Jika WNI dihadapkan pada situasi darurat, harap segera menghubungi Hotline KBRI Dhaka di +880 1614 444552.
“KBRI mengimbau masyarakat sipil Indonesia untuk waspada, menghindari pertemuan besar, mengikuti instruksi otoritas setempat dan segera menghubungi KBRI Dhaka jika menghadapi keadaan darurat,” ujarnya