Banggar DPR Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,4 Persen di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo

Dilansir reporter Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Keuangan (Banggar) DPR RI mengatakan Abdullah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto bisa mencapai 5,4 persen.

Berbeda dengan target Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 5,2 persen dalam rancangan APBN (RAPBN) tahun 2025.

“Dalam pembahasan dengan Banggar DPR nanti, saya berharap pemerintah menyetujui target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen,” kata Said di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Menurut dia, target pertumbuhan sebesar 5,4 persen merupakan hal yang moderat dan memberikan modal untuk kembali ke tingkat pertumbuhan tinggi sebelumnya, yakni 6-7 persen seperti yang diharapkan oleh Prabowo.

Namun sejak krisis keuangan tahun 1998, pertumbuhan ekonomi kita hingga saat ini berada di angka 5 persen, kata Said.

Dia menjelaskan, nilai tukar rupiah bisa melemah jika The Fed menurunkan suku bunganya.

Tha berharap bauran kebijakan pembayaran valuta asing juga dapat lebih terdiversifikasi sehingga ketergantungan terhadap USD dapat dikurangi.

Oleh karena itu, nilai tukar bisa rendah di Rp 15.900-16.000/USD. Begitu pula dengan suku bunga SBN yang bisa kita tekan karena kita menghadapi beban utang yang paling tinggi dan tertinggi di ASEAN. turun ke level 6,7 persen,” ujarnya.

Terkait kebijakan fiskal, ia menyarankan pemerintah untuk lebih fokus pada program-program yang lebih mendesak di tengah kondisi fiskal. .

Wi menyebutkan beberapa rencana strategis yang harus didukung kebijakan fiskal pada tahun 2025, seperti kemandirian pangan, kemandirian energi, peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan program kemandirian pangan yang lebih fokus pada promosi pangan pokok agar tidak bergantung pada beras.

Pasalnya, Indonesia memiliki banyak makanan pokok, antara lain umbi-umbian, sagu, dan jagung.

“Program teknologi pangan harus mendorong pengembangan industri pertanian, memperbanyak lahan tidak produktif dan meningkatkan hasil perairan sebagai aset pangan sehat di masa depan,” kata Said.

Sementara di bidang energi, Said mendorong peralihan energi dari mengandalkan bahan bakar minyak, termasuk LPG, ke listrik

“Karena kita memiliki produksi listrik yang besar dan didukung dengan pasokan batu bara yang cukup. Namun kebijakan energi tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena transformasi pembangkit listrik PLN tidak boleh hanya mengandalkan PLTU saja,” ujarnya.

Bagi SDM, beliau menekankan pentingnya menegaskan peningkatan kualitas SDM sebagai keunggulan kompetitif utama yang harus menjadi perhatian utama ke depan.

Said juga mendesak agar kebijakan fiskal mendorong penguatan sistem infrastruktur, terutama yang mendukung sistem tersebut.

“Dengan cara ini belanja infrastruktur bisa lebih fokus, apalagi kita tidak mempunyai ruang keuangan yang leluasa akibat memburuknya berbagai kontrak wajib, subsidi, dan kontrak pembayaran bunga dan pokok utang,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *