TRIBUNNEWS.COM – Dua orang tewas akibat ban meledak di Delta Air Lines Boeing 757-232 yang sedang menjalani perawatan di hanggar Delta Technical Operations and Maintenance (Delta TechOps) di Bandara Hartsfield-Jackson International di Atlanta. Bandara AS, Rabu 28 Agustus 2024.
Pesawat malang tersebut ditempatkan di hanggar Delta untuk perawatan sejak Minggu, 25 Agustus 2024.
Belum diketahui pasti apa penyebab ban tersebut meledak begitu cepat. Menurut sumber Fox 5 Atlanta, ban telah dilepas dari pesawat saat ledakan terjadi.
Stasiun televisi lokal WSB TV mengatakan: “Ledakan itu membuat sepotong logam terbang seperti roket.”
Dua di antara korban tewas adalah karyawan Delta Air Lines. Korban lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit dengan luka serius.
Kantor Pemeriksa Medis Clayton County mengidentifikasi korban tewas sebagai Mirko Marweg, 58, dan Luis Aldarondo, 37.
John Laughter, presiden dan CEO Delta Air Lines TechOps, membenarkan kematian dua anggota tim.
Tragisnya, dua anggota tim kami yang terlibat meninggal dunia dan seorang anggota tim lainnya mengalami luka berat, kata Raut dalam keterangan resmi kepada media.
Pihaknya menawarkan dukungan kepada keluarga korban dan berjanji akan menyelidiki kasus tersebut. Sebuah ban meledak di Delta Air Lines Boeing 757-232, menewaskan dua orang dan melukai banyak lainnya. Pesawat sedang menjalani perawatan di hanggar Delta TechOps di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta. , Amerika Serikat, Rabu 28 Agustus 2024.
Boeing menghadapi peningkatan pengawasan dari regulator AS dalam beberapa tahun terakhir atas berbagai kelemahan yang ditemukan pada pesawatnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran keselamatan dan keamanan.
Baru-baru ini, Boeing menghentikan pengujian penerbangan jet 777X setelah inspeksi menemukan tiga dari empat pesawat uji mengalami kerusakan serius pada beberapa bagiannya.
Bulan lalu, Departemen Kehakiman AS mencapai kesepakatan pembelaan dalam kasus terhadap Boeing, menandai fase terakhir dari kisah hukum yang sudah berjalan lama yang melibatkan kematian dua pelapor.
Boeing setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan penipuan yang menyesatkan regulator AS dan berusaha menutupi kelemahan dalam sistem stabilisasi MCAS.
Kegagalan Boeing dalam memberikan informasi atau melatih maskapai penerbangan mengenai sistem ini menyebabkan dua kecelakaan pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan hampir 350 orang.
Raksasa dirgantara ini setuju untuk membayar denda $243,6 juta dan menginvestasikan tambahan $455 juta dalam program keselamatan dan kepatuhan selama tiga tahun ke depan.
Selain itu, mereka akan menjalani masa percobaan tiga tahun di bawah badan pengawas yang ditunjuk oleh pemerintah AS.
Sumber: Rusia saat ini