Balas Dendam Iran Diprediksi akan Lebih Besar daripada Ratusan Rudal yang Ditembakkan pada 13 April

TRIBUNNEWS.COM – Serangan balasan Iran terhadap Israel lebih besar dari ratusan rudal yang diluncurkan pada bulan April, dikutip The Sun.

Iran dilaporkan merencanakan balas dendam setelah serangkaian pembunuhan yang dilakukan Israel, termasuk pembunuhan seorang pemimpin politik Hamas.

Serangan yang akan datang ini akan lebih besar daripada serangan yang dilakukan Iran untuk menyerang Israel pada 13 April dengan serangan rudal dan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selama waktu itu, Iran mengirim 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 120 rudal balistik ke Timur Tengah menuju Israel, menurut IDF.

Axios melaporkan bahwa mata-mata AS mulai menerima informasi intelijen bahwa Iran akan menyerang Israel dalam beberapa hari ke depan.

Hizbullah mungkin juga terlibat dalam serangan yang akan datang ini.

Sebab, sebelum meninggalnya Ismail Haniyeh, Israel telah membunuh komandan seniornya di ibu kota Lebanon pada pekan ini. Peta rudal Iran (file AFP)

AS mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi sekutu-sekutunya, dan seorang pejabat mengatakan beberapa hari ke depan mungkin akan sulit.

Para pejabat Israel juga yakin Iran akan kembali melancarkan serangan rudal jarak jauh ke wilayah mereka.

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memerintahkan serangan langsung terhadap Israel setelah Ismail Haniyeh dibunuh di wisma tersebut.

Iran, pendukung setia Hamas, mengatakan pihaknya mempunyai kewajiban untuk membalas dendam atas darah Haniyeh karena pemimpin Hamas itu terbunuh di negaranya.

Sementara itu, menurut blog yang terkait dengan IRGC, Garda Revolusi Iran mengancam akan menargetkan pangkalan AS jika Presiden AS Joe Biden turun tangan dalam tindakan pembalasan mereka.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga mengatakan kelompoknya sedang mempersiapkan serangan besar.

“Kita tidak lagi membicarakan front yang terpisah. Ini adalah kampanye terbuka di semua lini. Tidak ada keraguan bahwa perang telah memasuki fase baru,” ujarnya.

Avi Melamed, mantan pejabat intelijen Israel, mengatakan serangan Iran mungkin dilakukan oleh salah satu proksinya, seperti Hizbullah, milisi Syiah di Irak, atau Houthi di Yaman.

Avi Melamed mengatakan perencanaan sudah berjalan dan serangan itu bisa mencakup serangan dunia maya.

Dia mengatakan kenaikan tersebut akan dibatasi dalam jangka waktu singkat, yaitu beberapa hari saja.

“Namun, tidak dapat disangkal bahwa dinamika eskalasi lebih lanjut akan meningkatkan tingkat kekerasan dan lingkaran pihak-pihak yang terlibat secara signifikan.”

Serangan Iran pada bulan April merupakan serangan langsung pertama terhadap Israel sejak konflik dimulai.

Namun hampir semua serangan meleset dari sasarannya.

Pilot pesawat tempur RAF membantu menembak jatuh rudal tersebut.

Israel mengatakan 99 persen rudal ditembak jatuh, namun seorang anak berusia tujuh tahun terluka. Israel vs. Perbandingan Kekuatan Militer Iran

Menurut Global Firepower Index 2024, militer Israel dan Iran tidak berbeda secara signifikan dalam hal kekuatan militer secara keseluruhan.

Iran berada di peringkat ke-14 dan Israel di peringkat ke-17 dalam peringkat dunia.

Indeks tersebut juga mencakup perbandingan langsung angkatan bersenjata kedua negara.

Menurut indeks ini, peringkat Iran lebih tinggi daripada Israel dalam hal tenaga kerja.

Hal ini juga berlaku untuk jumlah tank dan kendaraan lapis baja.

Namun, mengingat situasi geografis, hal ini mungkin tidak menjadi faktor yang sangat relevan jika terjadi konflik bersenjata antara Israel dan Iran.

Iran dan Israel dipisahkan oleh negara tetangga seperti Irak dan Yordania, dan jarak antara Yerusalem dan Teheran kurang lebih 1.850 kilometer.

“Pada kenyataannya, konflik tersebut tidak akan berbentuk perang klasik, melainkan pertukaran serangan yang berkepanjangan,” kata Fabian Hinz, pakar Timur Tengah di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London. DW. .

Dia menambahkan bahwa konflik bersenjata antara Israel dan Iran akan dilakukan terutama melalui udara, yang akan memainkan peran penting. Hizbullah akan menjadi pengubah permainan

Namun, konflik bersenjata dengan Hizbullah yang berbasis di Lebanon akan menghadirkan tantangan militer yang berbeda bagi Israel.

Hizbullah, yang sering disebut sebagai “andalan Iran”, mungkin merupakan kelompok non-negara yang paling bersenjata di dunia, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington.

Perkiraan persediaan roket Hizbullah bervariasi dari 120.000 hingga 200.000. Pejuang Hizbullah berbaris di ibu kota Lebanon, Beirut pada 12 Juni 2024.

Menurut studi CSIS, Iran dapat dengan cepat memasok pejuang Hizbullah jika terjadi perang.

Sebagian besar persenjataannya terdiri dari rudal-rudal jarak pendek dan tidak terarah, meskipun para militan telah meningkatkan akses terhadap rudal-rudal jarak jauh, kata Hinz.

Selain itu, kelompok itu bisa menyerang dari wilayah Suriah, tambahnya.

Artinya, sebagian besar wilayah Israel terancam oleh serangan Hizbullah jika konflik meningkat, katanya.

Hinz yakin Israel dapat menggunakan sistem Iron Dome untuk melawan serangan rudal dari Lebanon

Namun jumlah roket masih menjadi masalah besar, katanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *