TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Golden Westindo Artazaya, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan pakan pembenihan udang dan ikan, mencari pembiayaan pasar modal baru melalui penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam aksi korporasi ini, perseroan akan menerbitkan 685,71 juta saham biasa kepada publik atau setara dengan 30 persen modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Harga saham IPO antara Rp 100 – Rp 120 per saham, sehingga perseroan berpotensi memperoleh dana baru Rp 82,28 miliar.
Eric Limanto, Direktur PT Golden Westindo Artazair menjelaskan, dana hasil IPO akan digunakan untuk berbagai hal.
Pertama, sekitar 40,5 persen digunakan untuk belanja modal perseroan, seperti pembelian tanah, pembangunan, dan peralatan fasilitas penetasan Artemia.
Kedua, sekitar 44,2 persen digunakan untuk modal kerja perseroan, antara lain untuk pembelian produk pakan ikan hias, pembelian bahan baku artemia, dan biaya operasional.
Ketiga, sekitar 15,3% akan digunakan untuk investasi berupa penyertaan modal pada PT KGI, disusul kebutuhan modal kerja PT KGI untuk pabrik pakan ikan hias beku yang sudah beroperasi.
Saat ini pasar ada permintaan produk pakan hias sebanyak seribu ton. Saat ini kapasitas perseroan hanya 250 ton,” jelas Eric seperti dikutip Conton, Kamis (12/9). /2024).
Sementara itu, Direktur PT Golden Westindo Artajaya Sudyarnoto Sojito memaparkan kinerja perseroan,
Ia mengatakan pangan inovatif perusahaan bersumber secara lokal dan menargetkan pasar ekspor 100%.
Menurut dia, pakan ikan hias beku yang diproduksi melalui anak perusahaan PT Kyorin Group Indonesia saat ini sedang diekspor ke pasar antara lain Amerika, Jepang, dan Korea Selatan.
“Kebutuhan saat ini seribu ton per tahun. Kalau kita punya produk (sebanyak itu), pasti terserap pasar. Sedangkan produksi kita di Bandung tahun 2023 hanya 100 ton dan diperkirakan mampu. produksi 200 ton 2024 ton,” kata Sudiarnoto.
Selain pakan ikan hias, Golden Westindo Artjaya juga membuka peluang besar untuk ekspor ikan hias.
Ekspor ikan hias Indonesia akan mencapai US$36 juta pada tahun 2022, diikuti peningkatan sekitar 7% menjadi US$39 juta pada tahun berikutnya, kata Sudiarnoto.
Mereka menemukan rata-rata laju pertumbuhan ekspor ikan hias Indonesia berhasil meningkat sebesar 4% selama 5-10 tahun terakhir. Oleh karena itu, perusahaan siap memperluas bisnisnya di pasar ikan hias global.
“Dan peluang perusahaan sangat besar karena ikan hias yang diekspor ke depan akan berasal dari ikan hias budidaya. Apalagi saat ini Indonesia hanya memasok 11% ikan hias dunia,” kata Sudiarnoto. (Rashef Usman/Conton)
Artikel ini akan dicatatkan di BEI tunai, Golden Westindo intip rencana ekspansi bisnis Artzair dan diterbitkan dengan judul