AP melaporkan bahwa banyak pengguna media sosial membagikan foto tersebut untuk membuktikan bahwa Donald Trump tertembak di dada.
Tribune News, Jakarta – Calon presiden Amerika Donald Trump terlihat mengenakan jaket hitam berlubang.
Lubangnya kecil, seukuran peluru.
AP melaporkan bahwa banyak pengguna media sosial membagikan foto tersebut untuk membuktikan bahwa Donald Trump tertembak di dada.
Diduga peluru tersebut merobek jaketnya, namun Donald Trump selamat karena mengenakan rompi antipeluru di jaketnya.
Foto tersebut memperlihatkan lubang kecil beberapa sentimeter di bawah ketiak kanan Trump.
Namun, banyak postingan selanjutnya menggunakan versi gambar yang diperbesar dengan lingkaran di sekitar lubang untuk menekankan detail halus.
“Tuan Trump tampaknya tertembak di bagian dada, peluru menembus jaketnya dan dia mengenakan pelindung tubuh. Kandidat Partai Republik Donald Trump terlihat dengan darah di wajahnya dikelilingi oleh agen Dinas Rahasia. Dia keluar dari panggung pada acara kampanye di Butler Farm Show Inc. di Butler, Pennsylvania, 13 Juli 2024. (AFP/REBECCA DROKE)
Namun menurut AP, foto tersebut sebenarnya menunjukkan luka di rompi agen Secret Service yang melindungi Trump, bukan lubang peluru.
Foto-foto yang sebelumnya diperoleh AP menunjukkan seorang agen Dinas Rahasia berusaha melindungi Trump.
Kemejanya kurang hitam dibandingkan kemeja mantan presiden.
Lipatan kemeja dapat dilihat dengan melihat ujung kemeja wanita Secret Service, mulai dari leher hingga bahu kiri.
Selain itu, foto lain yang diambil oleh AP menunjukkan Trump dengan sisi kanan kemejanya terangkat, mengangkat tinjunya dan berteriak “Lawan, Lawan, Lawan.”
Tidak ada lubang di pakaiannya.
Dalam rekaman video setelah penembakan, lubang di baju itu terlihat semakin mengecil seiring pergerakan agen Dinas Rahasia.
Penjahatnya tidak baik
Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, menjadi pelaku penembakan Trump saat kampanye pemilu presiden AS di Butler, Pennsylvania, Sabtu (1397/7/2024).
Donald Trump sedang berbicara di podium ketika penembakan terjadi.
Mantan presiden AS itu menutup telinga kanannya dan ditembak sebelum agen rahasia menjatuhkannya ke tanah.
Beberapa menit kemudian Trump berdiri dan memerintahkan tim keamanannya menunggu untuk menilai situasi dan mengangkat tinjunya, menyemangati massa yang panik.
Untuk saat ini, motif pembunuhan tersebut belum diketahui.
Bill Pickel, mantan agen Dinas Rahasia yang bertugas melindungi Wakil Presiden AS Al Gore (1993-2001), mengatakan tim Dinas Rahasia seharusnya sudah mengidentifikasi tersangka penembakan tersebut.
Pickel mengatakan salah satu masalah utama bagi penyelidik adalah menentukan bagaimana pria bersenjata itu bisa naik ke atap gedung tanpa sepengetahuan pihak berwenang.
“Pertanyaannya yang masih tersisa adalah mengapa atap itu tidak diamankan dan apakah ada agen atau pihak berwenang yang memeriksa tanda pengenal [memasuki dan keluar gedung]?” Tambahkan acar.
“Bagaimana anak ini [tersangka] bisa naik ke atap?” Acar katanya.
“Dia menjatuhkan diri ke atap dengan tangan dan lututnya dan mendorong senapannya ke depan seperti tentara.”
Dinas Rahasia AS sedang diadili
Dinas Rahasia AS, atau bagian dari Departemen Dalam Negeri AS yang bertugas melindungi Donald Trump, kini sedang ditinjau.
Pasalnya, seorang pria bersenjata berhasil menyerbu Dinas Rahasia yang bertugas mengamankan kawasan tempat Trump berkampanye.
Diketahui, Secret Service teringat kejadian saat Donald Trump ditembak.
Oleh karena itu, Kongres AS yang didominasi Partai Republik akan mengundang perwakilan dari Dinas Rahasia, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI ke pertemuan tersebut.
Mereka yang diundang akan dimintai pertanggungjawaban berdasarkan perlindungan warisan yang dinikmati Trump sebagai mantan Presiden Amerika Serikat.