Bahlil Singgung Raja Jawa, Megawati Ingin Kenalan, Hasto: Indonesia Pakai Sistem Presidensial

TRIBUNNEWS.COM – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia sempat menyinggung Raja Jawa saat Konferensi Nasional Partai Golkar ke-11, Rabu (21 Agustus 2024).

Pernyataan Bahlil kemudian mendapat perhatian beberapa pihak, termasuk elite PDIP.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku ingin tertawa mendengar Bahlil Lahadalia bercerita tentang raja Jawa.

Hal itu disampaikan Megawati saat pengumuman 169 calon kepala daerah PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (22 Agustus 2024).

“Ini Pak Bahlil yang ngomong. ” Megawati bertanya dan penonton menanggapinya dengan gelak tawa dan tepuk tangan.

Makanya aku langsung berhenti ketawa. Kata Yih Raja Jawa. Lalu aku berpikir, baiklah, aku ingin bertemu Raja Jawa juga. Sejak kapan ada Raja Jawa? Lanjut Megawati disambut tepuk tangan meriah dan gelak tawa penonton.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Bahlil dengan menyebut Indonesia menganut sistem presidensial.

“Iya tanya Pak Bahlil. “Bagi kita, untuk sistem,” kata Hasto usai menghadiri pengumuman calon ketua umum PDIP kelompok kedua sebanyak 169 orang di Kantor PDP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis, kedaulatan ada di tangan presiden. kota. .

Ia bahkan teringat saat itu bahwa kekuasaan presiden bukanlah segalanya.

Pasalnya, yang memegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat.

“Kekuasaan presiden bukanlah segalanya. “Semuanya diputuskan oleh rakyat,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengingatkan seluruh petinggi partai untuk berhati-hati dengan sosok yang disebutnya Raja Jawa itu.

Awalnya, Bahlil mengaku tidak punya kepentingan pribadi dan kekhawatirannya ke depan adalah memajukan Golkar lebih jauh lagi.

Sejujurnya saya tidak punya kepentingan pribadi. Kekhawatiran saya ke depan Golkar harus lebih baik dari sekarang, ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis.

Ia kemudian menegaskan Golkar akan terus mendukung pemerintahan Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pasalnya, Prabowo-Gibran merupakan kelanjutan dari pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) Jokowi-Ma’ruf Amin.

Bahlil mengatakan, jika Partai Golkar mempermainkan karakter Raja Jawa, maka mereka akan mendapat masalah.

“Jadi kita harus punya lebih banyak paten. Masalahnya adalah kalau kita bermain-main dengan ‘Raja Jawa’ ini, kita akan celaka. Saya hanya ingin memberitahu Anda untuk tidak mencoba bermain-main dengan ini.”

“Aku akan memberitahumu betapa lezatnya ini. Wah, banyak sekali yang pernah saya lihat, saya pernah melihat ini sebelumnya ya? Saya tidak perlu berkata apa-apa,” kata Bahlil.

Terkait hal itu, Bahlil mengingatkan Partai Golkar agar berhati-hati dan tidak mempermainkan citra Raja Jawa.

(Tribunnews.com/Deni/Fransiskus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *