TRIBUNNEWS.COM – Pelatih AC Milan Paulo Fonseca terpojok usai kalah dari Liverpool pada leg pertama Liga Champions 2024/25.
Tuan rumah AC Milan kalah 3-1 dari Liverpool di San Siro, Rabu pagi (18/9/2024).
Pada menit ketiga, Christian Pulisic unggul cepat melewati lemahnya pertahanan AC Milan.
Liverpool mencetak tiga gol melalui Ibrahima Konate (23′), Virgil van Dijk (41′) dan Dominik Soboszlai (67′).
Konate dan Van Dijk mencetak dua gol dari bola mati dan tendangan sudut.
Sementara itu, gol Szoboszlai tercipta setelah penyerang Liverpool itu membalas gawang AC Milan.
Liverpool menang 1-3, sedangkan AC Milan kalah di kandang sendiri.
Khususnya bagi AC Milan, kekalahan telak melawan Liverpool menjadi peringatan jelas bagi Paulo Fonseca selaku pelatih. Pelatih AC Milan asal Portugal, Paulo Fonseca. (Vincenzo Pinto/AFP)
Ia diyakini mampu menggantikan Stefano Pioli yang dipecat AC Milan pada akhir musim lalu.
Kehadiran Fonseca diharapkan bisa meningkatkan performa AC Milan, dengan hasil musim ini menjadi salah satunya.
Namun tak semudah membalikkan telapak tangan, karier Fonseca di AC Milan pun tak berjalan mulus.
Ia menorehkan hasil impresif di laga pramusim, mengalahkan Barcelona, Real Madrid, dan Manchester City.
Fonseca memang harusnya bersiap membiarkan timnya meraih rentetan hasil mengecewakan di turnamen sesungguhnya.
AC Milan hanya berhasil meraih satu kemenangan dalam empat pertandingan pertamanya di Liga Italia.
Faktanya, satu-satunya kemenangan AC Milan diraih saat melawan Venezia di Giorna ke-4. Bek AC Milan Matteo Gabbia (atas) mencetak gol saat pertandingan Liga Italia antara AC Milan dan Venezia FC di stadion San Siro di Milan pada 15 September 2024. ((Gabriel BOUYS/AFP))
Sebelum menang empat gol tak terjawab atas Venezia, AC Milan hanya mencatatkan dua hasil imbang dan satu kekalahan.
Meraih lima poin dari empat laga pembuka tentu bukan hasil impresif bagi tim sekelas AC Milan.
Performa buruk AC Milan di Italia merambah ke Liga Champions, di mana mereka baru-baru ini dikalahkan oleh Liverpool.
Bermain di depan 60.000 penggemar di San Siro, AC Milan menyerah pada kekalahan 1-3 melawan The Reds.
Persiapan AC Milan untuk Derby della Madonnina akhir pekan ini melawan Inter Milan terganggu oleh kekalahan mereka baru-baru ini melawan Liverpool.
Jika kembali gagal menampilkan performa terbaiknya, bukan tidak mungkin AC Milan kembali kalah dari rival sekotanya. Pelatih AC Milan Italia Stefano Pioli (kanan) memberikan instruksi saat pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan AC Milan di stadion San Siro di Milan pada 5 Februari 2023. Miguel Medina/AFP (Miguel Medina/AFP)
Kekalahan dari Inter Milan tentu bisa memberikan berbagai efek domino bagi tim berjuluk Rossoneri tersebut.
Bermula dari terpuruknya klasemen AC Milan, terpuruknya psikologis para pemain, hingga ancaman masa depan Fonseca sebagai pelatih.
Untuk poin terakhir, ia baru ditunjuk sebagai pelatih kepala AC Milan pada Juli lalu.
Bukan hal yang aneh dan mengejutkan jika Fonseca dipecat sebagai pelatih AC Milan pada bulan ini.
Jika Fonseca memang tak mampu memperbaiki performa AC Milan, tren sejarah memperkuat kemungkinan tersebut.
Dalam sejarah AC Milan, bisa dikatakan merupakan salah satu klub yang lebih memilih berganti pelatih.
Mungkin pengecualiannya adalah Stefano Pioli, yang melatih AC Milan sebelum Paulo Fonseca.
Selain Stefano Pioli, Massimiliano Allegri dan Carlo Ancelotti merupakan manajer terlama di AC Milan. Carlo Ancelotti dan Gennaro Gattuso (Instagram @numerodiezcalcio)
Selain itu, banyak pelatih AC Milan yang tidak bisa stabil di kursi kepelatihan AC Milan.
Ketika legenda seperti Clarence Seedorf, Filippo Inzaghi, Sinisa Mihajlovic, dan Gennaro Gattuso diserahkan ke pelatih AC Milan, mereka tak bertahan lama.
Menurut Transfemarkt, Seedorf melatih AC Milan hanya dalam 22 pertandingan pada tahun 2014, dengan rata-rata mencetak 1,59 poin.
Setelah itu, Inzaghi asal Filipina mencatatkan permainan lebih banyak dengan 40 poin, namun rata-rata poinnya lebih rendah, yaitu 1,38 poin.
Mungkin rekor lebih baik dibukukan oleh Gennaro Gattuso yang berhasil mengumpulkan setidaknya 1,75 poin dalam 83 pertandingan bersama AC Milan.
Sebenarnya ada pelatih yang pernah menangani AC Milan, namun hanya sebentar.
Marco Giampaolo menjadi satu-satunya yang dipecat selama tujuh pertandingan bersama AC Milan.
Ya, pelatih asal Italia itu ditunjuk menjadi pelatih AC Milan pada 19 Juni 2019 dan dipecat pada 8 Oktober 2019 karena performa buruk timnya.
Dalam tujuh pertandingan bersama AC Milan, Giampolo hanya berhasil meraih tiga kemenangan di Liga Italia.
Sayangnya empat pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan, berujung pada pemecatan Giampaolo oleh AC Milan.
Dalam situasi yang hampir sama, Fonseca terancam nasib Giampaolo tidak mampu membawa AC Milan kembali meraih kemenangan.
Laga akhir pekan ini melawan Inter Milan diperkirakan akan menjadi momen penghakiman bagi pelatih asal Portugal tersebut.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)