TribuneNews.com – Pada 13 Juli 2024, serangan udara di Khan Yunis, Gaza, menewaskan komandan militer Hamas Mohammad Deif, kata militer Israel.
Hingga tulisan ini dibuat, Hamas belum mengomentari kematian Dayfin.
Namun jika benar, bagaimana tentara Israel menargetkan Mohammed Deif?
Mengutip Al Jazeera, militer Israel melakukan serangan udara besar-besaran pada 13 Juli 2024 di Al-Mawasi yang ditetapkan sebagai kawasan aman bagi umat manusia.
Serangan bom dan rudal adalah salah satu serangan paling berdarah dalam perang ini.
Serangan itu memicu kemarahan global, menewaskan lebih dari 90 warga Palestina dan melukai lebih dari 300 orang, termasuk anak-anak dan petugas medis.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan komandan Hamas Mohammed Deif dan anggota senior Hamas Rafa Salama. Sebuah foto selebaran tak bertanggal menunjukkan polisi Palestina menangkap pemimpin Hamas Mohammed Deif, menurut laporan televisi Israel pada 14 Mei 2000. (HO/AFP)
Berbicara kepada Al Jazeera setelah serangan itu, Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, mengatakan Israel mungkin telah melanggar hukum internasional dengan menyerang wilayah yang diperuntukkan bagi identitas.
“Saya muak dengan impunitas yang diberikan Israel dalam memerangi genosida,” kata Albanese saat itu. Siapa Muhammad Tuli?
Menurut Al Jazeera, Mohammad Deef, 58, adalah salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Qassam, pada tahun 1990an.
Memimpin tim selama lebih dari 20 tahun.
Ketika Deif naik pangkat di Hamas, dia membangun jaringan terowongan.
Keterampilannya dalam membuat bom menduduki puncak daftar orang yang dicari Israel selama beberapa dekade.
Deif diyakini lolos dari tujuh upaya pembunuhan sebelumnya terhadap warga Israel.
Upaya terakhirnya pada tahun 2021 membuatnya mendapatkan rasa hormat dan ketenaran di kalangan warga Palestina.
Militer Israel menganggapnya sebagai bagian dari dewan militer beranggotakan tiga orang yang merencanakan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com, Tiara Shelawi)