Badan Pangan Nasional Minta Bulog Serap Gabah Petani Lebih Optimal

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perum Bulog diminta memperkuat penyerapan gandum petani berdasarkan masa panen saat ini.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat meninjau Pabrik Penggilingan Padi Modern (MRMP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, Minggu (28/4/2024).

“Di masa puncak panen seperti ini, Bulog harus terus memperkuat perannya sebagai pembeli hasil panen petani. Kita menjaga harga di tingkat petani agar tidak turun,” kata Arief dalam keterangannya pada artikel yang dikutip, Senin. 29/4/2024).

Menurut dia, tidak ada alasan Bulog tidak menyerapnya karena sudah memiliki alat pengering. “Keringkan, lalu simpan sebagai GKG (Gandum Kering Giling),” jelas Arief.

Untuk mengoptimalkan serapan tersebut, pemerintah menerapkan kebijakan fleksibilitas Harga Pembelian Pemerintah (HEC).

Fleksibilitas ini memungkinkan Bulog menyerap gabah/beras dan menjaga harga di tingkat petani.

Kebijakan fleksibilitas ini diterapkan sejak awal April hingga 30 Juni 2024 untuk mendorong peningkatan penyerapan Bulog pada masa panen raya.

Kebijakan fleksibilitas HPP untuk serealia dan beras yang diterapkan Perum Bulog adalah panen gandum kering (DWW) di tingkat petani sebesar Rp 6.000 per kg.

Selanjutnya, gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog harganya Rp 7.400 per kg.

Sedangkan HEC beras gudang Perum Bulog dengan warna coklat minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir pecah maksimal 20 persen, dan gabah maksimal 2 persen adalah Rp 11.000 per kg. Ini berlaku hingga akhir Juni mendatang.

“Instruksi Presiden ini kami laksanakan agar cadangan Cadangan Pangan Pemerintah (GFP) terus diperkuat, terutama dari produksi nasional,” kata Arief.

Oleh karena itu, silo terus diisi dengan stok GKG, baik yang dikeringkan oleh Bulogu sendiri maupun yang dikeringkan oleh petani, ”lanjutnya.

Arief mengatakan aspek digital juga perlu disempurnakan dalam pelacakan status persediaan berupa ruang kendali yang dapat mengetahui status stok yang ada secara real time. MRMP Karawang dimaksudkan untuk menyerap 5 ribu ton GKP

Seperti diketahui, MRMP Bulog di Karawang dilengkapi dengan 4 unit pengering atau mesin pengering berkapasitas 120 ton per hari dengan kapasitas operasional 18 jam dan rice milling unit (RMU) berkapasitas 6 ton per jam. .

Selain itu, terdapat 3 unit silo dengan total kapasitas penyimpanan GKG 6.000 ton.

Diharapkan pada akhir Mei total GKP (Gabah Kering Panen) yang terserap MRMP Karawang sebanyak 5.000 ton.

Total serapan GKP hingga 27 April mencapai 2.481 ton. 274 ton penggilingan diproduksi.

Sementara total stok GKG yang masih tersimpan berjumlah 1.887 ton. Bulog menyerap 633 ribu ton gabah

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan Bulog telah menyerap 633.000 ton gabah nasional untuk pasokan beras nasional hingga April 2024.

“Saat ini Bulog sudah melakukan pembelian setara gandum secara nasional sebanyak 633.000 ton. Kita menggunakan setara gandum, 633.000 ton setara gandum atau 329.000 ton setara beras,” kata Bayu, Kamis (25/4/2024).

Bayu menemukan, ada dua alasan Perum Bulog hanya mampu menyerap gabah sebanyak 633.000 ton.

Pertama, masa panen yang cukup singkat. Oleh karena itu, para petani berusaha masuk ke pabrik yang dikelola Bulog dan mitra asosiasinya.

“Waktu yang singkat ini menyebabkan masalah pada alat pengering karena pada saat yang sama sinar matahari selalu ada dan tidak,” kata Bayu.

Lalu, permasalahan kedua adalah kurangnya pupuk yang berdampak pada produksi gabah yang kurang optimal. Faktanya, kualitas gabah juga berpengaruh.

“Dampak dari situasi pupuk pada tahun 2023 hingga awal tahun 2024 adalah pupuk pada saat itu masih menghadapi kendala, antara lain komposisi ketersediaan pupuk yang belum optimal. Hal ini membuat kualitas butiran menjadi kurang optimal sehingga menyebabkan banyak retakan. kuning sekali,” jelas Bayu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *