Laporan reporter Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan E. Aminuddin Aziz mengatakan hingga saat ini hilangnya bahasa daerah terus terjadi di dunia.
Ia mengatakan, setiap dua minggu sekali bahasa daerah tersebut mati karena tidak ada penuturnya.
“Seperti dilansir Unesco, setiap 2 minggu sekali akan terjadi kehilangan bahasa daerah. Dari 7.600 bahasa daerah tersebut, banyak yang punah karena tidak setiap hari menggunakan bahasa tersebut,” kata Aminuddin dalam Media Briefing. Festival Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) di Hotel Sultan, Jakarta pada Rabu (01/05/2024).
Menurut Aminuddin, lembaga terakhir yang melestarikan bahasa daerah adalah keluarga.
Aminuddin mengatakan bahasa daerah akan cepat punah jika keluarga tidak lagi menggunakannya.
“Lembaga perlindungan terakhir dan paling kuat dalam keluarga, jika orang tua tidak lagi menggunakan bahasa daerah maka bisa menjadi bencana,” kata Aminuddin.
“Jika keluarga tidak menggunakan bahasa daerah, ini merupakan alarm untuk bersiap menghadapi hilangnya bahasa daerah,” tambah Aminuddin.
Lembaga bahasa tersebut, kata Aminuddin, memiliki FTBIN untuk mencegah hilangnya bahasa daerah di Indonesia.
Permasalahan hilangnya bahasa dan cara mengatasinya akan dibahas dalam acara ini.
“Hal ini untuk menghidupkan kembali penggunaan bahasa daerah dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan meningkatkan jumlah generasi muda yang berbahasa daerah sehingga kekuatan bahasa daerah dapat terjamin dan tertransfer dengan baik,” ujarnya. . menyimpulkan.