Bacaan Niat Puasa Idul Adha 10 Hari, Dilengkapi Keutamaan dan Jadwal Puasa

TRIBUNNEWS.COM – Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan umat Islam menjelang Idul Adha.

Salah satunya: Puasa sunah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah atau sepuluh hari sebelum Idul Adha.

Mulai dari tanggal 1-7 Dzulhijjah, puasa Tarwiyya pada tanggal 8 Dzulhijjah, dan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Asal muasal amalan sunnah puasa sepuluh hari sebelum Idul Adha adalah hadits yang diriwayatkan oleh Hafsah binti Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Tentang amalan-amalan yang tidak pernah ditinggalkan Nabi.

Di bawah ini penjelasan lengkap mengenai puasa sepuluh hari pertama Idul Adha di bulan Dzulhijjah:

Setidaknya tiga kali puasa sunnah dilakukan sebelum Idul Adha. Pertama, puasa Dzulhijjah

Puasa Dhu al-Hijjah terjadi pada sepuluh hari pertama bulan Dhu al-Hijjah, tepatnya pada hari pertama hingga hari ketujuh bulan Dhu al-Hijjah. Teks Niat Puasa Dzulhijjah adalah sebagai berikut: Pengucapan Latin dari: Nawaitu Shauma Sayahari Dazil Hijjah Sunnatan Lillahi Ta’ala Artinya: Aku niat berpuasa bulan Dzulhijjah karena Allah SWT. .

Puasa Dhu al-Hijjah yang dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 7 Dhu al-Hijjah memiliki beberapa kualitas yang berbeda untuk setiap harinya.

Seperti yang dikatakan Penasehat Agama Islam Kementerian Agama Kota Pangkalpinang saat itu, Risnawati mengutip babel.kemenag.go.id.

Keutamaan puasa 1 Zil-Hijja adalah sebagai berikut: Puasa 1 Zil-Hijja : Semoga Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka diampuni dosanya. Puasa tanggal 2 Dzulhijjah: Allah mengabulkan doa Nabi Yunus, saw, dan mengeluarkannya dari perut ikan paus. Barangsiapa berpuasa pada hari itu, maka ia dianggap sebagai ibadah dan puasa tanpa dosa selama satu tahun. Puasa Dzulhijjah 3: Allah mengabulkan doa Nabi Zakharia, saw. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka doanya akan diterima. Puasa Dzulhijjah 4: Nabi Isa AS lahir. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka penderitaannya akan diringankan dan pada hari kiamat ia akan dikumpulkan bersama orang-orang yang terhormat. Puasa tanggal 5 Dzulhijjah: Nabi Musa as, lahir dan dimuliakan doanya. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka dia akan selamat dari siksa kemunafikan dan siksa kubur. Puasa 6 Dzulhijjah : Allah membukakan pintu kebaikan bagi seluruh nabi. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, niscaya Allah akan memandangnya dengan penuh rahmat dan kasih sayang. Puasa pada hari ketujuh Zul Hijjah : Pintu Neraka akan tertutup dan tidak akan dibuka sampai akhir tanggal sepuluh Zul Hijjah. Barangsiapa yang berpuasa pada hari itu, maka ia akan terlindungi dari tiga puluh pintu kemiskinan dan kesulitan, dan tiga puluh pintu kemudahan akan terbuka baginya. Kedua: Tarwiyya Roza

Usai menjalankan puasa Dzulhijjah, umat Islam dapat melanjutkan puasa Tarwiyya.

Puasa Tarwiyya dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah dan disebut dengan “Hari Tarwiyya” yang artinya sehari sebelum “Hari Mandi”. Bacaan niat puasa Tarwiyya adalah sebagai berikut: Saya niat puasa Tarwiyya yang merupakan sunnah karena Tuhan Yang Maha Esa. Nawaitu Shauma Tarwiyata Sunnah Lillahi Ta’ala Artinya : Saya niat puasa Tarwiyya Sunnah karena Allah SWT.

Keistimewaan puasa Tarwia adalah menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.

Keutamaan puasa Tarwiyya juga telah disebutkan dalam hadis lain.

“Barangsiapa berpuasa sepuluh hari, maka setiap harinya seperti puasa sebulan, puasa pada hari Tarwiyya seperti puasa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah seperti puasa dua tahun.” (Hr. Ali al-Muayri, al-Thubhi, Abu Shulaah, dan Ibnu Abbas). Ketiga: Roza Arafat

Setelah puasa Tarwiyyah, selesailah puasa Arafat.

Puasa Arafat dilaksanakan pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah atau satu hari sebelum Idul Adha. Niat Puasa Arafah adalah sebagai berikut: Saya niat puasa Arafat sebagai Sunnah karena Allah SWT Nawaitu Shauma ‘Arafatah Sunnah Lillahi Ta’ala A’ Artinya: Saya niat puasa Arafat sebagai Sunnah karena Allah SWT yang saya niatkan puasanya.

Ada hadits shahih tentang keutamaan puasa Arafat, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa Arafat (9 Dzulhijjah) dapat menghapus dosa tahun sebelumnya, dan puasa Asyura (10 Muharram) tahun berikutnya dapat menghapus dosa tahun sebelumnya.” (HR.Muslim). Jadwal Puasa 10 hari Idul Adha

Lantas, kapan seorang muslim boleh mulai berpuasa 10 hari sebelum Idul Adha?

Jika mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang dirilis Kementerian Agama (Kemnag), bulan Dzulhijjah 1445 H dimulai pada hari Sabtu, 8 Juni 2024 Masehi.

Dengan demikian, puasa Idul Adha 10 hari dimulai pada Sabtu, 8 Juni 2024 hingga Minggu, 16 Juni 2024.

Berikut jadwal puasa Idul Adha 10 hari penuh: Puasa 1 Dzulhijjah : Sabtu, 8 Juni 2024 Puasa 2 Dzulhijjah : Minggu, 9 Juni 2024 Puasa 3 Dzulhijjah : Senin, 10 Juni 2024 Puasa 4 Dzulhijjah : Selasa 11 Puasa 5 Juni 2024 : Rabu 12 Juni 2024 Puasa 6 Dzulhijjah : Kamis 13 Juni 2024 Puasa 7 Dzulhijjah Hijjah: Jumat, 14 Juni 2024 Puasa tanggal 8 Dzulhijjah (Puasa Tarwiyya): Sabtu, 15 Juni 2024 Puasa tanggal 9 Dzulhijjah (Puasa Arafat): Minggu, 16 Juni 2024 Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah : Senin 17 Juni 2024

Demikianlah informasi tentang Bacaan Niat Puasa Idul Adha 10 Hari, Jadwal Puasa 1-7 Dzulhijjah, Puasa Tarwiyyah, dan Puasa Arafah.

(Tribunnews.com/sri goliati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *