Wartawan Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – ASI bubuk (beku-kering) belakangan ini menjadi tren di media sosial.
Dr.Naomi Esternita Fauzia Devanto, Sp.
Proses ini menjaga struktur molekul ASI, namun mempengaruhi rasa dan kualitas ASI karena tingginya suhu yang digunakan dalam proses pengeringan.
“Karena kurangnya bukti penelitian, belum diketahui apakah ASI beku-kering mengandung proporsi protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting bagi bayi, serta aktivitas yang diperlukan untuk kekebalan bayi. dan pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, ASI yang telah dikeringkan sebelum dijadikan bubuk belum mengalami proses pasteurisasi yang dirancang untuk membunuh bakteri berbahaya.
Oleh karena itu, risiko kontaminasi tetap menjadi perhatian, terutama jika ASI bubuk kering beku digunakan oleh bayi, ”tegasnya.
Peraturan ini memperingatkan agar tidak memasarkan atau menggunakan ASI beku-kering kepada bayi, terutama bayi yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti prematuritas, gangguan sistem imun, atau penyakit kronis.
“Bahan aktif dominan ASI hilang pada proses pengeringan beku. Produk susu bubuk ini tidak steril dalam proses pembuatannya, dan berisiko berkembangnya bakteri selama penyimpanan,” jelasnya.
Menyusui dan memompa bisa melelahkan, katanya, dan dapat dimengerti jika para ibu ingin mencari cara termudah agar bayinya tetap mendapatkan ASI.
Pemberian ASI langsung sangat dianjurkan karena dapat menciptakan ikatan yang erat antara ibu dan bayi, meningkatkan rasa aman dan mempererat hubungan pengasuhan.
“Menyusui lebih dari sekedar ASI,” kata Dr. Naomi.
ASI yang dibekukan berpotensi mengurangi ruang penyimpanan dan praktis untuk memberikan ASI saat bayi jauh dari ibu.
Namun cara ini merupakan penemuan yang tergolong baru dan belum sepenuhnya dibuktikan melalui penelitian ilmiah, sehingga belum ada peraturan atau rekomendasi penggunaannya dari organisasi kesehatan seperti CDC, AAP atau FDA.
Dulu, metode pengeringan beku atau pengeringan beku ASI menjadi bentuk bubuk (dikenal juga dengan teknologi pengeringan beku) digunakan untuk memperpanjang umur simpan ASI dari 6 bulan menjadi 3 tahun di lemari es. , Penyimpanan ASI nyaman bagi ibu yang sering bepergian dan ingin melanjutkan persediaan ASI setelah cuti melahirkan.
Proses ini melibatkan pembekuan ASI pada suhu ekstrim -50°C selama 3-5 jam, kemudian mengubah ASI beku menjadi susu bubuk menggunakan teknologi sublimasi, yang membutuhkan waktu 2 hari untuk mengekstraksi air dari bentuk padat (es) langsung ke dalam susu. susu. bubuk
Secara umum, 1 liter ASI dapat menghasilkan sekitar 140 gram susu bubuk.
Membekukan ASI adalah praktik umum di keluarga. Penelitian menunjukkan bahwa pembekuan ASI akan menyebabkan perubahan fisik pada komponen utama ASI, seperti pecahnya membran globul lemak, perubahan misel kasein, dan pengecilan komponen. hubungan