Australia Bela Israel Terkait Kasus Serangan Misil yang Bunuh 7 Relawan WCK di Gaza: Itu Tak Sengaja

TRIBUUNNEWS.COM – Australia terlibat mendukung Israel dalam serangan udara yang menewaskan seorang pekerja bantuan internasional di Jalur Gaza pada April 2024.

Pernyataan tersebut disampaikan Pemerintah Australia pada Jumat (8/2/2024) melalui rilis tinjauan independen terhadap kinerja Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam kasus tersebut.

Berdasarkan tinjauan yang dikumpulkan, Australia mengatakan bahwa Israel telah mengalami kegagalan militer yang serius.

Namun hal ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Pasalnya, penyerangan yang menewaskan tujuh karyawan World Central Kitchen (WCK) itu nekat.

Seperti diketahui sebelumnya, Tiga Penerbang Israel menyerang perbekalan bantuan WCK yang melintasi Gaza pada 1 April 2024.

Serangan Israel juga menewaskan pemimpin WCK Zomi Frankcom dari Australia.

Selain Somi, ada juga korban yang merupakan warga negara Amerika Serikat, Inggris, dan Polandia.

Pembunuhan itu memicu kecaman dari sekutu Israel. Sehingga ada tuduhan dari sebagian pihak bahwa Israel sengaja memberikan subsidi kepada pekerja. Hal ini dibantah oleh Israel.

Klaim Israel juga dibela oleh Australia dalam rilis bersama tinjauan mereka.

Investigasi Australia atas kematian tersebut mengatakan IDF menembakkan rudal ke garnisun tersebut tanpa alasan yang jelas.

Australia kemudian mengatakan IDF telah menerima informasi yang menunjukkan bahwa pasokan WCK telah dibajak oleh pejuang Hamas.

Setelah serangan fatal tersebut, tampaknya informasi tersebut salah.

Sosok yang dituding sebagai pembajak Hamas adalah seorang satpam yang disewa WCK.

Sayangnya, informasi tersebut tidak pernah sampai ke pasukan IDF dan akhirnya berujung pada serangan fatal.

Keributan dalam masalah ini menjadi semakin intens. Alasannya, para petinggi militer Israel tidak bisa berkomunikasi langsung dengan bantuan WCK.

Australia juga menilai personel IDF kembali melanggar peraturan bendera dan menembakkan rudal ketiga ke pasokan tersebut. tanpa memastikan identitas penumpang kereta WCK setelah penyerangan pertama.

“Dalam narasi ini, nampaknya IDF telah kehilangan kendali. Hal ini menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan identifikasi yang salah. Hal ini dapat diperparah dengan adanya konfirmasi,” kata Kepala Staf Angkatan Udara Kerajaan Australia Mark Binskin.

“Berdasarkan informasi yang saya peroleh, menurut penilaian saya, IDF tidak secara sukarela atau sengaja meminta serangan terhadap pekerja bantuan WCK di WCK,” kata Binskin, yang melakukan perjalanan ke Israel untuk mengidentifikasi penyebabnya.

Oleh karena itu Binskin memuji langkah Israel dalam meneliti komunikasi yang serius.

“Proses penyelidikan mereka tepat waktu, tepat dan memadai, dengan beberapa pengecualian,” katanya.

Selanjutnya, Binskin menuntut tanggung jawab terhadap korban Israel dalam kasus ini.

Ia mengatakan kompensasi dan santunan kepada keluarga korban Israel adalah prioritas utama.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa Australia akan menuntut hal ini dari Israel.

IDF sebelumnya meminta maaf dan memecat dua perwira senior yang terlibat dalam serangan tersebut.

Tiga komandan lainnya langsung mendapat teguran resmi dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menyebut serangan itu tidak disengaja dan tragis.

(TRIBUNNEWS.COM/Bobby W.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *