Atasi Krisis Iklim, Pemimpin Muda Asia Upayakan Praktik Berkelanjutan

Laporan reporter Tribunnews.com, Fahdi Fahlavi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perubahan iklim merupakan masalah global mendesak yang akan berdampak serius pada generasi baru melalui masalah kesehatan, ekonomi, dan sosial.

Pemuda juga merupakan kekuatan besar untuk perubahan positif.

Dalam mengatasi iklim kritis, Kota Bogor menyelenggarakan acara internasional Youth Climate Leaders Camp, Asia Chapter.

“Dengan membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, kami dapat membantu mereka menjadi pemimpin yang efektif dalam memerangi perubahan iklim dan membangun masa depan yang berkelanjutan,” kata Ari Adipratomo, ketua panitia penyelenggara dan pemimpin Climate Reality. Pernyataan tertulis pada hari Selasa. 18/6/2024).

Kamp Pemimpin Iklim Pemuda dirancang untuk memberdayakan dan memobilisasi para pemimpin muda untuk mengambil tindakan nyata terhadap perubahan iklim dan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan.

Peserta terlibat dalam berbagai kegiatan termasuk lokakarya tentang isu-isu iklim, praktik berkelanjutan yang dipandu oleh para ahli ternama.

Proyek-proyek terbaik dari para peserta akan mendapat pendanaan untuk implementasinya, sehingga memberikan kesempatan nyata kepada generasi muda untuk melakukan perubahan nyata di lingkungannya.

Tujuan akhir dari proyek ini adalah proses kegiatan pasca perkemahan yang akan dilakukan secara kolaboratif selama delapan minggu oleh peserta lintas negara.

Langkah ini untuk mengambil tindakan nyata melawan perubahan iklim dari skala terkecil di wilayah dimana peserta berada.

Acara tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Dunia Islam (ICESCO) dan The Climate Reality Project Indonesia.

Acara yang berlangsung pada 12 hingga 14 Juni 2024 ini mengangkat tema “Kepemimpinan Pemuda dalam Krisis Iklim” dan diikuti 50 peserta dari 18 negara.

Acara dibuka oleh perwakilan ICESCO, Fahman Faturrahman, PhD; Direktur Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niod, PhD; Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Energi Kehutanan, Prof. Dr. Haruni Krishnawati, S.Hut, M.Si.; dan mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Prof. Ir. Rachmat Vitolar.

Turut hadir pula Ketua Quarcab Pramuka Kecamatan, M.A., Dedie A Rachim. Tantri Soetgypto M.A., Wakil Walikota Bogor dan Penasihat Meteorologi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *