Laporan Eko Sutriyanto dari Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk mengelola risiko digital secara efektif, organisasi atau bisnis harus menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang komprehensif. Perusahaan harus memperbarui sistem mereka secara berkala dan melakukan penilaian risiko secara menyeluruh.
“Penerapan langkah-langkah penting lainnya seperti pelatihan karyawan untuk mengenali ancaman, penerapan kebijakan perlindungan data, dan optimalisasi teknologi canggih seperti AI untuk mendeteksi ancaman juga harus dilakukan secara terintegrasi,” kata Wakil Presiden Kamar Komunikasi dan Informasi. . Perdagangan dan Perindustrian (Kadin), Firlie Ganinduto saat konferensi pers yang baru-baru ini menjadi tuan rumah Konferensi dan Pameran AIBP di Jakarta.
Ia juga menekankan bahwa kolaborasi terus-menerus dengan pakar industri dan kepatuhan terhadap praktik terbaik dalam manajemen insiden juga penting.
Ia juga mengajak semua pihak untuk mendukung transformasi digital di Indonesia melalui otomatisasi, yang akan merevolusi budaya kerja Indonesia, meningkatkan produktivitas, mengurangi tenaga kerja manual, dan mendorong keunggulan operasional di berbagai sektor seperti manufaktur, keuangan, dan jasa.
“Asia Tenggara adalah salah satu kawasan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan kemunculan teknologi baru memberikan peluang unik bagi dunia usaha dan pemerintah untuk melakukan lompatan digital dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujarnya.
Irza Fauzana Suprapto, CEO Industry Platform Singapore, menyoroti kondisi data dan AI yang saat ini menjadi inti transformasi digital di Indonesia, sehingga memungkinkan komunitas bisnis dan otoritas pemerintah untuk mengoptimalkan operasi bisnis mereka, meningkatkan pengambilan keputusan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Penggunaan analitik berbasis AI mendorong efisiensi dan inovasi di berbagai sektor seperti keuangan, manufaktur, dan utilitas, mendorong Indonesia menjadi negara ekonomi digital terkemuka.
“Manajemen risiko digital juga sama pentingnya; menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang ketat, memperbarui sistem secara berkala, dan melakukan penilaian risiko yang komprehensif adalah strategi yang tidak dapat dikesampingkan bagi Indonesia,” ujarnya.
Namun, kekhawatiran masyarakat terhadap kecerdasan buatan (AI) atas penggunaannya masih tinggi sehingga memerlukan peraturan yang ketat, terutama terkait privasi dan kekayaan intelektual.
Tata kelola AI yang efektif melibatkan kolaborasi antara pembuat kebijakan, pemimpin industri, dan masyarakat untuk memastikan penggunaan AI yang etis dan praktis.
Ignatius Sigit Pratopo, Senior Vice President Integrated Enterprise Management dan Data Center Pertamina, mengatakan di saat dunia menghadapi ketidakpastian global yang belum pernah terjadi sebelumnya, pabrik digital telah menjadi solusi penting bagi dunia usaha yang ingin tetap kompetitif dan tangguh.
Dengan menggunakan teknologi canggih seperti IoT, AI, big data, dan otomatisasi, pabrik digital mewakili masa depan sektor energi, memberikan kinerja tak tertandingi dalam hal efisiensi, fleksibilitas, dan keberlanjutan.
“Seiring dengan komitmen kami untuk terus berinovasi dan beradaptasi, perjalanan transformasi digital kami menempatkan kami sebagai pemimpin di era berikutnya di sektor energi,” ujarnya.