Laporan jurnalis Tribunnews Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) telah menyetujui delapan Ethereum Exchange-Traded Funds (ETFs).
Ini termasuk manajemen investasi terkenal seperti BlackRock dan Fidelity, Grayscale, Bitwise, VanEck, Ark, Invesco Galaxy, dan Franklin Templeton.
Ethereum telah menjadi salah satu aset kripto terbesar setelah Bitcoin dan telah menunjukkan pertumbuhan dan kekuatan yang kuat.
Dengan persetujuan SEC ini, investor institusi dan ritel akan memiliki akses yang mudah dan aman untuk berinvestasi di Ethereum melalui produk ETF yang dikelola.
Persetujuan SEC terhadap Ethereum ETF menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan terhadap aset digital tetap kuat, terutama karena Ethereum menerima dukungan institusional yang signifikan melalui produk ETF yang dikelola.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan persetujuan SEC terhadap Ethereum ETF meningkatkan permintaan dan mendorong harga lebih tinggi.
“Hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa para pengelola semakin menerima kehadiran aset digital, tetapi juga membuka peluang baru bagi investor untuk mendiversifikasi portofolionya dengan cara yang aman,” kata Oscar, ditulis Minggu (26/5/2024).
Selain itu, kata Oscar, disetujuinya ETF dapat meningkatkan kredibilitas dan legitimasi Ethereum sebagai aset investasi, hal ini dapat meningkatkan jumlah pengembang di ekosistem Ethereum dan tentunya akan meningkatkan jumlah investor.
“Hal ini jelas menunjukkan bahwa aset digital seperti Ethereum memiliki fundamental yang kuat dan menjanjikan prospek jangka panjang. Bahkan, saat ini market cap Ethereum lebih besar dibandingkan market cap Mastercard,” jelasnya.
Mengingat harga ETH di platform Indodax saat pengumuman SEC yang meminta bursa untuk mengajukan dokumen 19B-4 dan S1 untuk Spot Ethereum ETF, maka harga ETH meningkat sekitar 26 persen pada akhir 23 Mei 2024, dengan harga sebesar kurang lebih – Rp 63 juta.
Keputusan SEC mengenai persetujuan Ethereum ETF sangat dinantikan oleh para pelaku pasar kripto. Selain itu, langkah ini juga diharapkan dapat mendorong transparansi dan kepercayaan terhadap industri kripto.
Oscar juga menyarankan investor untuk menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) saat berinvestasi untuk mengurangi risiko pasar.
“Dengan DCA, investor selalu berinvestasi dalam jumlah yang sama, sehingga volatilitas harga dapat dikelola dengan lebih baik,” jelasnya.