Tribunnews.com – Upaya Sembilan bulan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melenyapkan milisi sayap kanan Hamas di Jalur Gaza tampaknya sia-sia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh pejabat asing yang menangani hubungan internasional dan AS.
Dalam laporannya, ia mengungkapkan bahwa upaya agresif Israel untuk melenyapkan Hamas sia-sia dan tidak berhasil.
Pasalnya, ratusan pejuang Tentara Pembebasan Palestina masih berperang dan 80 persen terowongan yang jaraknya bermil-mil jauhnya masih utuh dan belum dijelajahi oleh militer Israel (IDF).
Pejabat asing tersebut mengutip al-Ma’din yang mengatakan bahwa Israel terus mengakui kelemahannya dan tindakannya terhadap Gaza dan penduduknya hanya memperkuat Hamas.
Seorang pejabat AS menilai kurangnya perencanaan Israel pasca perang di Gaza menjadikan strategi yang diterapkan saat ini sebagai “resep untuk perang yang berkelanjutan”.
“Kami menyoroti kegagalan Israel, yang mungkin telah menewaskan beberapa pejuang Hamas, namun juga memperkuat hubungan antara semua faksi yang berbeda di Gaza,” kata pejabat asing tersebut.
Menurut pernyataan pejabat asing tersebut, 80 persen terowongan Hamas digunakan untuk merencanakan dan menyimpan senjata dan terbukti berhasil menghindari pengawasan, radar, dan serangan Israel.
Berbeda dengan terowongan pada umumnya, terowongan Hamas diperkuat dengan beton serta dilengkapi listrik dan komunikasi.
Menariknya, terowongan Hamas berisi makanan dan air serta cukup besar untuk menampung pertemuan kecil dan bahkan kendaraan bisa lewat.
Dengan fasilitas tersebut, terowongan tersebut diklaim cukup luas untuk menampung pesawat tempur veteran, senjata, kargo bahkan mobil. Tentara Israel: Hamas tidak bisa dihancurkan
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menggambarkan tujuan menghancurkan gerakan perlawanan Palestina Hamas sebagai hal yang mustahil.
Apalagi, Hagari menilai tujuan perang Israel untuk melenyapkan kelompok teror Hamas saat ini mustahil tercapai.
“Hamas adalah sebuah ide. Mereka yang berpikir mereka bisa melenyapkan Hamas adalah salah,” kata Hagari kepada Channel 13 Israel.
Hancurkan Hamas, hilangkan Hamas, itu hanya lemparan pasir ke mata masyarakat, imbuhnya.
Hagri memperingatkan bahwa Hamas akan tetap berada di Jalur Gaza kecuali pemerintah menemukan cara lain.
Sebagai tanggapan, kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kabinet keamanan menganggap penghancuran kemampuan militer-pemerintah Hamas sebagai salah satu tujuan perangnya.
“Pasukan Pertahanan Israel tentu saja berkomitmen terhadap hal ini,” tambah pernyataan itu.
Unit Juru Bicara IDF kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan IDF tetap berkomitmen pada tujuan perang yang dinyatakan pemerintah.
Termasuk hancurnya kemampuan pemerintahan dan militer Hamas.
(Tribunnews.com/ Namira Unia)