TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat kembali mengkritik Iran karena mentransfer senjata secara ilegal kepada milisi Houthi Yaman.
Kelompok Houthi, yang berbasis di Yaman utara, telah menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar mengakhiri serangannya di Jalur Gaza.
Wakil Duta Besar AS Stephanie Sullivan mengatakan pemerintah Iran membantah memasok senjata tersebut, namun mereka yang mengetahuinya telah menjelaskannya kepada publik.
“Media yang bersekutu dengan negara mereka (Iran) telah mengiklankan bahwa negara tersebut menyediakan teknologi rudal balistik terlarang kepada Houthi, dan para ahli PBB juga sampai pada kesimpulan seperti itu dalam laporan mereka, ‘Kami mempublikasikannya,’” Stephanie kata Sullivan, Senin (8/7/2024).
Stephanie Sullivan berbicara setelah Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui perpanjangan misi PBB selama 12 bulan pada bulan Desember 2018 untuk mendukung perjanjian Hodeidah.
Dia mengawasi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata antara Houthi dan pemerintah yang diakui secara internasional di kota pelabuhan utama Yaman, Hodeida.
Sejak November 2023, Houthi telah menembakkan rudal dan drone ke lebih dari 60 kapal pendukung Palestina di Jalur Gaza, menewaskan empat pelaut.
“Serangan udara pimpinan AS telah menargetkan kelompok Houthi sejak Januari, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya,” kata Awsat dalam pernyataan Houthi.
Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward memperpanjang mandatnya pada Senin (7 Agustus 2024) untuk mengizinkan patroli lanjutan dan dukungan demiliterisasi di pelabuhan kecil Hodeidah, Salih dan Ras Issa.
Sejak 19 November 2023, Houthi telah menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar mengakhiri serangannya di Jalur Gaza.
Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat dan Inggris, telah membentuk Koalisi Laut Merah untuk menekan kelompok Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di wilayah tersebut. jumlah korban
Sejak Sabtu (10 Juli 2023) hingga Kamis (7 April 2024), jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.011 orang, dan Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, dengan 7.266 orang terluka dan 1.147 orang terluka. Jumlah korban tewas di wilayah Israel dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948. Mereka mulai menembaki daerah tersebut.
Israel memperkirakan Hamas menyandera sekitar 120 sandera, baik hidup maupun mati, di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel pada awal Juli 2024, menurut laporan Yedioth Aronos.
(Tribunnews.com/Unita Ramayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel