AS Sulit Baca Rencana Iran, Prediksi akan Ada 2 Gelombang Serangan ke Israel

TRIBUNNEWS.COM – Tim keamanan nasional Amerika Serikat (AS) menyatakan masih belum jelas kapan Iran dan Hizbullah akan melancarkan serangan terhadap sekutunya Israel.

Sambil terus menekan Iran dan Hizbullah untuk menurunkan tingkat pembalasan terhadap Israel, para pejabat pemerintah AS bersiap menghadapi kemungkinan serangan.

AS memperkirakan serangan terhadap Israel akan terbagi menjadi setidaknya dua gelombang, satu dari Iran dan satu lagi dari Hizbullah.

“Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris diberi pengarahan oleh badan intelijen AS yang memperkirakan dua gelombang serangan, satu oleh Hizbullah, satu oleh Iran, dan berbagai kelompok,” kata pejabat itu, merujuk pada ancaman serangan tersebut. Melawan Israel sebagaimana dikutip oleh Axios.

Namun, masih belum jelas bagi badan intelijen siapa yang akan menyerang lebih dulu dan jenis serangan apa yang akan dilancarkan, tambahnya.

Intelijen AS menunjukkan bahwa Iran dan Hizbullah belum memutuskan apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan.

Ancaman serangan Iran dan Hizbullah pasca pembunuhan Komandan Hizbullah Fouad Shukr di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) dan Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas di Teheran pada Rabu (31/7/2024) ). sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Sebelumnya, surat kabar Amerika CNN menyatakan bahwa Amerika kesulitan menentukan kapan dan dalam bentuk apa tanggapan dari Iran dan Hizbullah.

“Hal ini karena Iran diyakini telah mentransfer sebagian kekuatan militernya dalam serangan balasan terhadap Israel pada April lalu (sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah),” kata dua pejabat AS kepada CNN.

Akibat ancaman tersebut, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menuduh agen Iran menargetkan pasukan AS di Pangkalan Udara Ain al-Assad Irak pada Senin malam (8/5/2024).

“Pentagon memperkirakan akan ada serangan tambahan oleh milisi pro-Iran terhadap pasukan AS di wilayah tersebut dalam beberapa hari mendatang,” kata seorang pejabat AS kepada Axios, Selasa (6/8/2024). Jumlah korban di Jalur Gaza

Saat ini Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah hingga lebih dari 39.623 jiwa dan 91.469 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (5/8)/2024. Dan 1.147 orang meninggal di wilayah Israel, dikutip oleh Anadolu Agency.

Israel mulai menembaki Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel memperkirakan sekitar 120 sandera masih hidup dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *