Dilaporkan oleh Reporter Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Di tengah panasnya konflik Timur Tengah, Angkatan Laut Amerika Serikat memperkenalkan senjata udara baru, AIM-174B.
Berbeda dengan rudal lainnya, AIM-174B dinilai lebih canggih dan terbuat dari rudal pertahanan udara SM-6 yang diproduksi oleh Raytheon.
Roket tersebut memiliki tiga keunggulan, termasuk jangkauan yang lebih jauh dibandingkan AIM-120 AMRAAM AS.
Peluncuran AIM-174B juga tidak memerlukan jalur produksi baru dan bisa dikatakan kompatibel dengan pesawat sekutu AS-Australia.
Untungnya, dalam pengujian yang dilakukan, rudal AIM-174B mampu menyerang musuh di udara pada jarak 400 kilometer atau sekitar 250 mil, lebih jauh dibandingkan rudal PL-15 asal China.
“AIM-174B dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan kecepatan ini dengan memberikan kemampuan menyerang target dari jarak jauh,” kata Chieh Chung, peneliti di Strategic Forecasting Association yang berbasis di Taipei.
Dengan jangkauannya, hal ini memungkinkan jet tempur AS untuk menjauhkan ancaman dari kapal induknya dan dengan aman menyerang target “yang lebih tinggi” Tiongkok, seperti drone dan drone.
“Amerika Serikat dapat memastikan perlindungan aset vitalnya, seperti kapal induk, dan melancarkan serangan jarak jauh terhadap sasaran PLA,” tambah Chieh Chung.
Pemerintah AS dan pabrik senjata terkenal Raytheon yang berbasis di Waltham belum mengumumkan berapa banyak IM-174B yang akan diproduksi.
Menurut Japan Times, Amerika Serikat telah mengalokasikan dana yang signifikan untuk memproduksi lebih dari 100 SM-6 per tahun, yang akan diubah menjadi rudal jarak jauh baru, AIM-174B.
Dalam pernyataan lain, Angkatan Laut AS mengatakan rudal AIM-174B akan digunakan untuk mendukung militer AS, namun menolak berkomentar apakah rudal tersebut akan dikirimkan ke sekutu atau ditambahkan ke pesawat lain.