TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Jauh setelah kehancuran tentara Israel di Jalur Gaza, Amerika Serikat terkejut karena segera membangun dermaga terapung di Gaza.
Itu sebabnya saya membantu menggalang dukungan bagi warga Palestina di Gaza dari sisi laut.
Lahan sudah dibersihkan, reruntuhan rumah warga Palestina yang hancur akibat bom Israel sudah disingkirkan.
Banyak alat berat dikirim ke Gaza untuk mengerjakan dermaga apungnya.
Namun kabar mengejutkan datang dari Gaza bahwa AS untuk sementara waktu menghentikan pembangunan pelabuhan terapung di pantai Gaza dan menyerahkan kendali kepada Israel.
Pembangunan dermaga tersebut akan selesai sebelum ditempatkan di tepi Jalur Gaza sehingga bantuan dapat diberikan langsung kepada masyarakat.
Perusahaan AS Centcom mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah menangguhkan pembangunan pelabuhan terapung di Jalur Gaza dan menyerahkan kendali kepada Israel.
Perahu tersebut sebagian dibangun dan dipindahkan ke pelabuhan Ashdod karena cuaca buruk.
Pembangunan dermaga tersebut akan selesai sebelum ditempatkan di tepi Jalur Gaza sehingga bantuan dapat diberikan langsung kepada masyarakat.
Sekitar seribu tentara AS akan terlibat dalam pembangunan Joint Litigation Dock System (JLOTS), CNN melaporkan.
Jika rampung, pantai ini akan mengirimkan 150 truk bantuan dan makanan kepada warga Gaza. Harapannya, dermaga apung bisa segera selesai dibangun.
Laporan tersebut juga mengutip pejabat Pertahanan AS yang mengatakan mereka memperkirakan pelabuhan tersebut akan selesai pada hari Jumat.
Para pejabat juga mengatakan kepada CNN bahwa laut telah menghambat pekerjaan kru konstruksi.
Laporan tersebut mengatakan bahwa salah satu tugas tersulit bagi penyelam militer adalah bekerja di bawah pelabuhan untuk memastikan semua pihak aman.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan kepada wartawan bahwa pelabuhan itu akan menelan biaya setidaknya $320 juta.
Biaya-biaya ini termasuk transportasi material, infrastruktur dan layanan pendukung.