Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan negaranya siap mempersenjatai musuh Amerika Serikat.
Menurut Medvedev, hal itu merupakan respons Rusia atas tindakan Amerika Serikat dan sekutunya yang mengirimkan senjata ke Ukraina.
“Ini adalah perubahan yang cukup signifikan dalam kebijakan luar negeri kami,” kata Medvedev di akun sosial X miliknya, Kamis (7/6/2024).
Medvedev mengatakan bahwa “warga Amerika dan anjing mereka” merasa berhak mengirim segala jenis senjata ke Ukraina untuk menghancurkan Rusia dengan cara apa pun.
Selain itu, kata Medvedev, Amerika Serikat dan sekutunya mengancam pihak mana pun yang menyediakan senjata untuk pertahanan Rusia.
“Sekarang Amerika Serikat dan sekutunya bisa mengalami serangan langsung oleh pihak ketiga dengan senjata Rusia,” ujarnya.
“Orang-orang ini, atau kawasan ini, tidak sengaja disebutkan namanya, namun orang-orang ini bisa jadi adalah mereka yang menganggap Amerika Serikat dan negara-negara sahabatnya sebagai musuh mereka, terlepas dari pandangan politik dan pengakuan internasional mereka,” katanya. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, ajudan Presiden Putin yang kini menjadi wakil ketua Dewan Keamanan negara itu, bertemu dengan anggota staf saat berkunjung ke perusahaan industri militer NPO Mashinostroyenia, di luar Moskow, 25 April 2023. (Ekaterina Shukina/Sputnik/AFP)
Amerika Serikat dan sekutunya telah lama mengatakan bahwa memasok senjata ke Ukraina tidak akan menjadikan mereka bagian dari konflik dengan Rusia.
Memang, Amerika Serikat dan sekutunya telah mengumumkan beberapa sanksi terkait penggunaan senjata tersebut oleh Ukraina.
Pekan lalu, beberapa negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengizinkan serangan Ukraina di wilayah yang dianggap wilayah Rusia.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu mengecam senjata jarak jauh yang diberikan ke Ukraina oleh Barat.
Ia mengungkapkan beberapa reaksi Rusia terhadap penggunaan senjata tersebut.
Respons pertama adalah memperkuat sistem pertahanan udara Rusia untuk menghancurkan rudal yang masuk.
Jadi dia berpikir untuk mengirim senjata ke wilayah-wilayah di dunia ini.
“Senjata-senjata itu akan digunakan untuk melawan pangkalan rahasia di negara-negara tersebut,” kata Putin, seperti dikutip Russia Today.
Putin mengatakan jika provokasi Barat terus berlanjut dan terlibat langsung dalam perang di Ukraina, Rusia berhak melakukan hal yang sama.
“Ini adalah solusi terhadap masalah yang sangat serius,” dia memperingatkan. Rusia mengancam akan menyerang London
Belum lama ini, Kementerian Luar Negeri Rusia (Kemenlu) mengancam akan menyerang London jika Ukraina berani menggunakan senjata Inggris untuk menyerang tanah Rusia.
Peringatan tersebut disampaikan dalam pernyataan yang dikeluarkan Duta Besar Inggris untuk Rusia, Nigel Casey.
Casey dan Duta Besar Prancis untuk Rusia Pierre Levy dipanggil Rusia pada Senin (6/5/2024).
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Casey dipanggil setelah pernyataan David Cameron.
Dalam pernyataannya, angkatan bersenjata Ukraina berhak menggunakan senjata Inggris untuk menyerang Rusia.
Kemudian Kementerian Luar Negeri Rusia menentang pernyataan Cameron.
“Kementerian Luar Negeri Rusia menyoroti kontradiksi antara pernyataan Cameron saat ini dan pernyataan sebelumnya ketika berjanji bahwa rudal jarak jauh ‘tidak akan pernah digunakan’ untuk menyerang wilayah Rusia,” Kementerian Luar Negeri Rusia mengutip pernyataan Pravda Russa.
“Retorika seperti itu menunjukkan bahwa London sebenarnya adalah salah satu pihak dalam konflik tersebut,” tambahnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyatakan bahwa jika Ukraina memutuskan untuk menggunakan senjata Inggris untuk menyerang negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, ada kemungkinan serangan balasan.
“KC telah diperingatkan bahwa setiap fasilitas dan senjata militer Inggris di wilayah Ukraina dan di tempat lain dapat menjadi sasaran senjata Inggris sebagai pembalasan atas serangan Ukraina terhadap Rusia.”
Rusia juga meminta Casey untuk mencabut komentar Cameron yang menurutnya provokatif.
Sementara itu, Cameron pada Kamis (2/5/2024), menjanjikan bantuan militer tahunan sebesar £3 miliar ke Ukraina “selama negara tersebut membutuhkannya”.
Ia juga mengatakan bahwa London tidak peduli jika senjata Inggris digunakan di tanah Rusia.
“Kami sudah mulai melakukan segala yang kami bisa dalam hal memasok peralatan,” katanya dalam wawancara dengan Reuters di ibu kota Ukraina, Kiev.
(Berita Tribune/Februari)