TRIBUNNEWS.COM – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah memulai pembangunan pelabuhan di Jalur Gaza untuk meningkatkan akses bantuan kepada warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.
Juru bicara Pentagon Jenderal Pat Reid mengatakan kepada wartawan pada Kamis, 25 April, “Saya dapat mengonfirmasi bahwa kapal perang Amerika telah memulai pembangunan pelabuhan lepas pantai tahap pertama.”
Pada saat yang sama, juru bicara tentara Israel mengumumkan bahwa tentara Israel akan memberikan dukungan keamanan dan transportasi untuk pembangunan Pelabuhan.
Pelabuhan sementara di laut ini memungkinkan kapal militer atau sipil untuk mengangkut barang.
Menurut Pak Al Arabi, bantuan tersebut akan dikirim ke pelabuhan di pesisir pantai dengan kapal pendukung Send.
Para pejabat AS mengatakan upaya tersebut tidak termasuk pengiriman pasukan darat untuk membantu sisa agresi Israel di Gaza.
Namun selama pembangunan pelabuhan yang masih dikuasai militer Israel, tentara Amerika akan berada di dekat Gaza.
LSM bertugas mendistribusikan bantuan setelah mencapai Gaza.
Sementara itu, pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan bahwa Hamas akan menargetkan kekuatan apa pun yang membantu Israel dalam agresinya di Gaza.
Dia mengancam bahwa Amerika Serikat tidak akan mengirimkan pasukannya ke medan perang. Amerika ingin membangun pelabuhan sementara di Gaza
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengumumkan niat Amerika untuk membangun pelabuhan sementara di dekat pantai Gaza beberapa bulan lalu.
Usulan itu muncul setelah Israel menutup koridor bantuan ke Gaza dan memblokir masuknya bantuan melalui penyeberangan Rafah di perbatasan dengan Mesir.
Sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyetujui usulan Joe Biden.
Pelapor Khusus PBB tentang hak atas pangan, Bapak Michael Fakhri, sebelumnya mengkritik usulan Liga PBB.
Dalam konferensi pers di Jenewa, dia menjelaskan bahwa hal itu berbahaya dan merupakan respons terhadap perolehan pemilu AS.
Bahkan, di saat yang sama, Amerika Serikat juga memberikan bom, amunisi, dan dukungan finansial kepada Israel, lapor Al-Jazeera. Jumlah korban
Israel terus menyerbu Gaza, jumlah warga Palestina bertambah 34.305 orang dan 77.293 orang luka-luka antara Sabtu (7/10/2024) hingga Jumat (26/04/2024) dan 1.147 orang tewas di Israel. Area, Kantor Berita Xinhua.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melakukan gerakan banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10/7/2023) untuk menentang pendudukan Israel.
Israel memperkirakan ada sekitar 136 sandera yang disandera Hamas di Gaza setelah 105 sandera ditukar dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023, terdapat lebih dari 8.000 warga Palestina di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya tentang konflik Palestina-Israel