TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat menyatakan ketidaksenangannya atas kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara untuk bertemu dengan Tuan Kim Jong Un pada 18-19 Juni 2024.
Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya terhadap penguatan hubungan antara Rusia dan Korea Utara.
Dalam pernyataannya, Amerika Serikat menyinggung perang antara Rusia dan Ukraina, dimana Amerika Serikat menduga adanya kerjasama Rusia dengan Korea Utara dalam memperoleh senjata.
Dia menuduh Korea Utara memasok rudal ke Rusia selama perang di Ukraina.
“Kami prihatin dengan semakin dalamnya hubungan kedua negara, (kekhawatiran ini) tidak hanya berdampak pada rakyat Ukraina, karena kami tahu rudal Korea Utara juga digunakan untuk menargetkan sasaran Ukraina,” kata John Kirby. kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional kepada wartawan dalam pertemuan Senin 17 Juni 2024.
“Dan kami prihatin karena mungkin ada perbedaan pendapat di sini (antara Rusia dan Korea Utara) yang dapat mempengaruhi keamanan Semenanjung Korea,” lanjutnya merujuk pada memanasnya hubungan antara sekutu dekat AS, Korea Selatan dan Korea Utara.
Namun Amerika Serikat mengaku tidak melihat hal tersebut dan terus memantau hubungan Rusia-Korea Utara.
“Saat ini kami tidak melihat parameternya, tapi kami pasti akan mencermatinya,” tambahnya.
Analis AS mengatakan Putin mencari senjata Korea Utara karena sulit mendapatkannya. Pindah ke Moskow karena sanksi Barat.
“Tidak mengherankan jika Putin pergi ke Korea Utara setelah pemilu pada bulan Maret dan melakukan sesuatu yang menarik di sini, dan itulah yang dia lakukan,” kata John Kirby, menurut surat kabar Anadolu.
Kremlin sebelumnya mengatakan Putin akan mengunjungi Korea Utara selama dua hari mulai Selasa (18 Juni 2024) atas undangan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Setelah Korea Utara, Putin akan melakukan perjalanan ke Vietnam, bersamaan dengan kunjungan kenegaraan selama 2 hari.
Putin pertama kali mengunjungi Korea Utara pada tahun 2000, ketika ia bertemu ayah Kim Jong-un, Kim Jong Il.
Tuan Kim Jong-un, penerus Tuan Kim Jong-un, bertemu dengan Tuan Putin di Timur Jauh Rusia pada bulan September lalu. Korea Utara siap menerima Putin
Sementara itu, parade di Lapangan Kim Il Sung diperkirakan akan menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin juga diperkirakan akan menonton konser tersebut dan mengunjungi Gereja Ortodoks Tritunggal Pemberi Kehidupan di Pyongyang, satu-satunya Gereja Ortodoks di Korea Utara.
Ada kemungkinan Putin akan tinggal di Pyongyang di Hotel Kumsusan, tempat pemimpin Tiongkok Xi Jinping menginap terakhir kali selama kunjungannya ke Korea Utara pada tahun 2019.
Putin diperkirakan akan bergabung dengan Menteri Pertahanan baru Andrei Belousov, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Wakil Perdana Menteri Cheers Aleksandr Novak.
Penasihat diplomatik Putin, Yuri Ushakov, menggambarkan kunjungan presiden tersebut sebagai momen penting bagi kedua negara yang menjadi sasaran sanksi Barat.
Ia berharap Rusia dan Korea Utara menandatangani perjanjian kemitraan strategis.
Presiden Rusia memuji Korea Utara atas dukungan kuatnya terhadap perang Moskow di Ukraina sebelum kunjungannya.
Putin menekankan bahwa Rusia tetap mendukung upaya Korea Utara untuk melindungi kepentingannya meskipun ada tekanan, ancaman, dan ancaman militer dari AS, kata Rodong Sinmun.
Ia berjanji akan menciptakan sistem perdagangan dan keamanan dengan Korea Utara yang tidak akan dikendalikan oleh Amerika Serikat dan Aliansi Eropa Barat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina