AS Evakuasi Warganya, Kirim Kapal Perang ke Lebanon Pasca Perang Hizbullah VS Israel Memanas

Laporan jurnalis Tribunnews.com Namir Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Konflik antara milisi Hizbullah dan Israel terus meningkat sehingga mendorong Gedung Putih turun tangan dengan mengerahkan kapal perang di perairan Mediterania untuk mengevakuasi warga Amerika dari Lebanon.

Jenis kapal perang yang dikirim Amerika Serikat untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon adalah USS Wasp, salah satu kapal perang canggih Amerika yang mampu mengerahkan jet tempur F-35 jarak jauh jika diperlukan.

“Kapal serbu amfibi tersebut, bersama dengan Marinir dari Unit Ekspedisi Marinir ke-24, telah bergabung dengan pasukan angkatan laut AS lainnya di wilayah tersebut dan bersiap untuk kemungkinan evakuasi warga AS dan misi lainnya,” Anadolu mengutip pernyataan seorang pejabat pertahanan AS. .

Departemen Luar Negeri AS memperkirakan setidaknya 86.000 orang Amerika saat ini tinggal dan tinggal di Lebanon. Sementara itu, sejak pecahnya perang antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006, Washington hanya berhasil mengevakuasi 15.000 orang dari negara tersebut.

“Tujuannya adalah memulihkan ketenangan di Israel utara sehingga 60.000 warga Israel yang mengungsi akibat roket Hizbullah selama delapan bulan terakhir dapat kembali ke rumah mereka,” kata seorang pejabat AS.

Selain mengevakuasi warga Amerika dari zona perang Lebanon, tujuan kapal-kapal ini adalah untuk mencegah eskalasi regional dan mendorong kepergian tentara yang didukung. Hizbullah mengebom Israel

Hizbullah dan Israel terkenal sebagai musuh bebuyutan. Hubungan mereka tegang sejak 1992. Hal ini terjadi setelah pendahulu Hizbullah terbunuh dalam serangan Israel.

Namun intensitas serangan mereka meningkat setelah pecahnya perang Gaza yang telah menewaskan 34.000 warga sipil sejak Oktober.

Hizbullah merupakan salah satu organisasi militan yang mendukung kemenangan Hamas dalam pertempuran di Gaza. Hizbullah masih sering mengeluarkan laporan dukungannya terhadap Hamas.

Baru-baru ini, kelompok Hizbullah menembakkan puluhan roket ke sasaran pangkalan militer di Israel utara. Setidaknya 25 roket berisi bahan peledak ditembakkan dari Lebanon menuju wilayah Galilea Barat dan Kiryat Shmona dalam serangan terpisah.

Disusul dengan 3 drone bermuatan bahan peledak yang diluncurkan pada malam hari dari Lebanon menuju Galilea Barat. Pada Kamis sore, Hizbullah menembakkan sekitar 40 roket ke Israel utara. Ikuti jejak Kuwait dan Kanada

Evakuasi massal sebelumnya juga dilakukan oleh pemerintah Kuwait. Guna mempercepat proses evakuasi, Kementerian Luar Negeri Kuwait telah memerintahkan Kuwait Airways untuk mulai mengevakuasi warga negara Kuwait yang terdampar di Lebanon sejak akhir pekan lalu.

Meski evakuasi besar-besaran terjadi sehari sebelumnya, pemerintah negara Teluk itu kembali meminta warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin. Departemen Luar Negeri tidak hanya meminta warga yang tidak berminat bepergian ke Lebanon karena situasi keamanan yang semakin tegang pasca konflik antara Israel dan Hizbullah.

“Kuwaiti Airlines berangkat ke Lebanon pada hari Sabtu untuk mengevakuasi warga negara Kuwait setelah miliaran dana antara Hizbullah dan Israel terus bertambah,” jelas kantor berita resmi Kuwait, KUNA.

Pemerintah Kanada juga mengikuti langkah tersebut, dan Menteri Luar Negeri Kanada Mélanie Joly menyerukan kepada 45.000 warganya untuk segera mengungsi dari Lebanon ketika perang antara Hizbullah dan Israel meningkat.

Tidak jelas apakah ada rencana serupa untuk sekitar 35.000 warga Kanada yang tinggal di Israel. Namun Mélanie Joly mengatakan Ottawa telah mengirimkan pasukan militer ke wilayah Lebanon untuk persiapan evakuasi.

“Ottawa telah mengirimkan pasukan militer ke wilayah Lebanon untuk mempersiapkan evakuasi terbesar yang pernah ada,” surat kabar Times Of Israel mengutip pernyataan Joly.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *