AS Bakal Kembalikan Aset Senilai Rp 1,64 Triliun dari Buronan Kasus Korupsi 1MDB kepada Malaysia

TRIBUNNEWS.COM – Kasus korupsi dana kekayaan Malaysia 1 skandal Malaysia Development Berhad (1MDB) kembali menjadi perdebatan di Negeri Jiran.

Hal ini terjadi setelah Amerika Departemen Kehakiman mengadakan perjanjian dengan pengusaha Malaysia yang kini berskala besar, Joe Law.

Pada Rabu (26/6/2024), buronan Joe Lowe mengembalikan aset senilai lebih dari US$100 juta atau RM1,64 triliun kepada pemerintah Malaysia melalui AS.

Namun, Joe Lowe belum siap beralih ke AS. dia. atau pihak berwenang Malaysia dan keberadaannya masih belum diketahui.

Barang-barang yang dikembalikan Joe Lowe antara lain karya seni seniman Andy Warhol dan Claude Monet, serta apartemen mewah di Paris.

Selain itu, ada aset lain senilai US$67 juta atau RM1,01 triliun yang akan dikembalikan ke Malaysia.

Jaksa Departemen Kehakiman mengatakan aset-aset tersebut terkait dengan uang yang diambil dari dana korup 1MDB pada tahun 2012 dan 2013.

Aset tersebut akan ditambah dengan pembayaran bantuan sebelumnya sebesar USD 1,4 miliar atau setara Rp 22,94 triliun.

Secara total, lebih dari 4,5 miliar AS dia. dolar atau setara dengan Rp 73,88 triliun.

Amerika Serikat dia. Dikatakan akan berkoordinasi dengan negara asing untuk mentransfer aset yang ditransfer ke Malaysia sebagai bagian dari kesepakatan Joe Lowe.

Penyelesaian tersebut menyelesaikan tindakan penyitaan perdata terhadap apartemen mewah Paris dan artis asal Swiss Andy Warhol dan Claude Monet, yang dibeli Lowe dengan harga sekitar 35 juta triliun (sekitar Rp 574 miliar), kata AS. Keadilan

Selain itu, para pihak juga sepakat untuk mengembalikan ke Malaysia sebesar 67 juta dolar AS (Rs 1,01 triliun) rekening bank yang berlokasi di Hong Kong, Swiss, dan Singapura, kata Departemen Kehakiman AS.

Low Taek Jho, yang bernama asli Low Taek Jho, sebelumnya didakwa dalam skandal keuangan terbesar Malaysia yang melibatkan 1MDB, yang melibatkan miliaran dolar dana kekayaan negara yang dimilikinya.

Jaksa di Amerika Serikat dan Malaysia menyatakan bahwa uang tersebut dimasukkan ke kantong orang-orang berkuasa dan digunakan untuk membeli barang-barang mewah, jet pribadi, dan karya seni mahal.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *