AS akan Lanjutkan Kirim Bom Seberat 226 Kg ke Israel, tapi Satu Bom Lagi Masih Ditunda

TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Joe Biden telah mengizinkan pengiriman 500 bom atau 226 kilogram ke Israel, kata seorang pejabat AS, Rabu (7/10/2024).

Sebelumnya, AS berhenti mengirimkan dua bom terpisah ke Israel.

Bom 2 memiliki berat 500 pon atau sekitar 226 kg dan 2000 pon sekitar 2000 kg.

AS mengatakan penundaan pengiriman bom itu karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap Gaza selama perang.

Secara khusus, AS khawatir bom-bom ini akan digunakan di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi.

“Kami telah memperjelas bahwa kami prihatin dengan selesainya pengembangan 2.000 bom, terutama untuk proyek Rafah Israel, yang mereka umumkan akan segera selesai,” kata pejabat AS tersebut, menurut Asharq Al-Aawsat.

Sebuah bom seberat 2.000 pon dapat menembus beton dan baja padat, mengirimkan ledakan gelombang radio.

Meski ada penundaan dalam pengiriman bom tersebut, AS kini mulai mengizinkan pengirimannya kembali.

Meski kini jumlah korban di Gaza mencapai 38 ribu warga Palestina.

Tampaknya AS mengabaikan hal ini dan akan tetap mengirimkan bom seberat 226 kilogram ke Israel.

“Yang paling penting bagi kami adalah terus menggunakan bom seberat 2.000 pon di Rafah dan tempat lain di Gaza, karena kami tidak khawatir dengan bom seberat 500 pon, hal itu tetap dilakukan sebagai bagian dari proses normal,” dia menjelaskan.

Seorang pejabat AS mengakui bahwa ia juga menyampaikan pesan itu kepada Israel, meskipun Israel menunda pengeboman lainnya.

“AS telah mengatakan kepada Israel bahwa mereka akan melepaskan bom seberat 500 pon, namun menahan diri untuk tidak menggunakan bom yang lebih besar,” kata seorang pejabat AS.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, awalnya tidak setuju dengan fakta bahwa AS sengaja memblokir pasokan senjata ke Israel.

Namun, hal ini sangat mengecewakan para pembantu Biden.

Sampai saat ini, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pergi ke Washington dan mengkonfirmasi masalah pasokan senjata Amerika ke Israel.

FYI, AS terus mengirimkan amunisi dan senjata ke Israel di tengah meningkatnya korban jiwa di Gaza.

Perang AS ini sudah berlangsung sejak dimulainya perang Gaza, tepatnya Oktober 2023.

Beberapa senjata yang dikirim AS ke Israel antara lain 14.000 bom MK-84 seberat 2.000 pon, 6.500 bom seberat 500 pon, 3.000 rudal udara-ke-permukaan presisi Hellfire, 1.000 bom bunker, dan 2.600 bom udara kecil. dan senjata lainnya. Konflik antara Palestina dan Israel

Israel terus menyerang Jalur Gaza mulai 7 Oktober 2023.

Meskipun ada kritik internasional karena sengaja mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel belum menghentikan serangan brutalnya terhadap Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 38.300 warga Palestina.

Kebanyakan korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

Hingga saat ini, jumlah korban luka mencapai 88.241 orang.

Sebagian besar Gaza hancur setelah sembilan bulan pendudukan Israel di wilayah tersebut.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Lebih banyak cerita terkait Joe Biden dan konflik antara Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *