Arti Kemenangan Tomoka Miyazaki atas Akane, Tongkat Estafet Tunggal Putri Jepang Diteruskan

TRIBUNNEWS.COM – Kemenangan Tomoka Miyazaki atas Akane Yamaguchi di semifinal China Open 2024 menandai suksesnya kompetisi tunggal Jepang pada Sabtu (21 September 2024).

Tomoka Miyazaki menang straight set 20-22, 15-21 atas seniornya Akane Yamaguchi.

Kemenangan Tomoko Miyazaki atas Akane Yamaguchi pada pertandingan ganda di Olympic Sports Center Gymnasium merupakan rekor sepanjang masa. 

Tomoka mengukuhkan dirinya sebagai penyanyi termuda yang mencapai final Super 1000.

Pada Hong Kong Open 2024 pekan lalu, Tomoka Miyazaki yang berusia 18 tahun mencapai semifinal, kalah dari Putri KW.

Kini, di tahun 2024, China Open bisa meningkatkan performanya di kompetisi papan atas bernama (Super 1000). 

Miyazaki mengalahkan atasannya, Akane Yamaguchi, untuk mencapai final turnamen level Super 1000 pertamanya.

Sekadar informasi, China Open 2024 merupakan turnamen Super 1000 kedua yang diperuntukkan bagi pemain berusia 18 tahun.

Sebelumnya ia tampil di Indonesia Open 2024 namun gagal di babak 16 besar melawan In Si-yong.

Tomoka Miyazaki vs Akane Yamaguchi bisa menjadi pertarungan untuk meneruskan tongkat estafet dari kelas master ke pemain magang tunggal putri Jepang.

Hal ini dikatakan mengingat usia Tomoko yang tergolong muda untuk mencapai final kelas Super 1000.

Sedangkan Akin merupakan pemain yang tergolong senior dengan sederet gelar termasuk dua Piala Dunia pada 2021 dan 2022.

Kemenangan atas Akin ini sekaligus berarti Tomoka Miyazaki telah mengalahkan empat mantan juara dunia yang masih aktif.

Juara dunia 2013 Ratchanok Antanon juga kalah dari Akin. Kemudian juara dunia 2017 Nozomi Okuhara dan pemegang gelar juara dunia 2019 Pusarla V Sindhu merasakan hal serupa.

Akin sendiri sangat terkesan dengan penampilan juniornya itu. Ia mengaku sangat terkejut dengan permainan Tomoka saat ini.

“Saya kesulitan meningkatkan laju permainan hari ini, padahal lawan saya sangat mengontrol ritme permainannya,” kata Akin usai pertandingan.

“Dia sangat sedikit melakukan kesalahan sendiri. Dia sangat agresif dan sangat agresif hari ini.”

“Dia luar biasa. Dia bermain di level yang melebihi usianya. Dia tetap sangat tenang dan pergerakannya sangat bagus,” kata Akina seperti dikutip situs BWF.

Di pihak Tomoko, ia sendiri ingin mencapai babak pertama final Super 1000 ini untuk meraih prestasi lebih besar lagi.

Miyazaki berkata: “Sebelum turnamen, tujuan saya adalah mencapai perempat final. Jadi saya sangat senang bisa menang kemarin dan hari ini. Impian dan tujuan saya adalah bermain di final besok.”

“Di awal pertandingan kedua, lawan saya mengubah game plan. Saya menyadarinya dan mengubah rencana saya juga. Saya mampu mempertahankan performa saya hingga akhir pertandingan.”

“Meski saya tidak bermain dengan kecepatan yang saya mampu hari ini, saya merasa bermain di level yang layak.”

“Saya senang bisa bermain di final Super 1000 sekarang. Dengan setiap pertandingan yang saya menangkan, perlahan-lahan saya mendapatkan kepercayaan diri dan berkembang.”

“Saya menganggap final besok sebagai tantangan untuk mencapai level yang lebih tinggi,” ujarnya.

Di babak final, Miyazaki akan menghadapi unggulan ketiga dan wakil tuan rumah Wang Zhiyi.

Wang sebelumnya menghindari final sesama Jepang setelah mengalahkan Aya Ohori 21-15 dan 21-18.

Faktanya, pada usia 18 tahun, kejuaraan 1000 level akan menjadi rekor sepanjang masa. Namun yang lebih penting adalah memperjelas bagaimana cara melanjutkannya.

Apa yang dicatat Tomoka Miyazaki diharapkan membuat tim bulu tangkis Indonesia bertindak cerdas bagaimana melanjutkan estafet tunggal putri pasca era Gregoria Mariska Tunjung. 

(Tribunnews.com/Tio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *