TRIBUNNEWS.COM – “Ting ting ting,” ponsel berdering tak lama setelah pemiliknya pergi.
Deringnya berulang setiap lima detik, tujuh kali jika Anda menghitung.
Pemilik ponsel tersebut akhirnya kembali ke teras rumah sambil membawa mangkuk berisi segelas sirup jeruk.
Silakan buat janji (silahkan minum), kata Ari Wibowo (23) saat ditemui Tribunnews, Selasa (23/4/2024) di rumahnya di Kotesan, Prambanan, Klaten.
Belakangan, Ari memegang ponselnya di meja pembuka kerabatnya.
“Ini pesan WhatsApp dari seorang kerabat yang ingin mempercayakannya untuk membeli alat pel lalu mentransfer uangnya kepada saya,” jelasnya.
Ari kemudian membuka mobile banking BRImo dari ponselnya untuk mengecek uang yang dikirimkan kakaknya tadi.
Seolah menunjuk, ia meletakkan ujung jari telunjuknya di layar ponsel.
Ternyata kepindahan Ari merupakan kepindahan ke BRImo dengan akses biometrik menggunakan sidik jari (Touch ID).
Selain itu, ini juga merupakan jawaban Ari ketika pengguna BRImo sering lupa password saat ingin login.
Selain itu, Ari menggunakan beberapa akun mobile banking dan memilih ID login yang berbeda untuk setiap aplikasi.
“Itu dia, tunjukkan saja loginnya. Saya mau cek kembaliannya, kembaliannya dari kakak saya. Ah, dia masuk,” teriaknya sambil menunjukkan informasi perubahan pertama di aplikasi BRImo.
Ada masalah saat mencoba mengakses mobile banking di bank swasta.
Akun mobile banking-nya bahkan diblokir karena salah memasukkan kata sandi sebanyak tiga kali.
Mau tidak mau, pria kelahiran 2001 ini harus ke bank untuk bisa mengakses mobile banking kembali.
Hingga diakui BRImo pada tahun 2023 sebagai mobile banking yang menyediakan akses sidik jari.
“Setahu saya, tidak ada bank lain yang mengakses aplikasi menggunakan sidik jari, BRImo yang punya, jadi sangat membantu saya sebagai pengguna,” ujarnya.
Pada mode sidik jari, BRImo juga menyediakan akses biometrik face ID atau dikenal dengan face ID.
Fitur ini menambah layanan perbankan melalui aplikasi mobile banking yang mengutamakan keamanan. Memasak aman dengan QRIS
Selain keamanan, BRImo bagi Ari juga penting untuk kesuksesan dan kemudahan pelayanan.
Tampilan fitur BRImo yang minimalis namun elegan memudahkan penggunaan BRImo untuk berbagai keperluan.
Salah satu layanan favoritnya adalah kemudahan melakukan pembayaran melalui Quick Response Code Indonesia (QRIS) BRImo.
Memasak adalah favorit Mars. Suatu minggu dia menghabiskan waktu berburu di desa untuk memasak dengan gembira.
Misalnya saja destinasi wisata di dekat rumahnya dengan kuliner yang ada di sekitarnya.
Mulai dari Candi Plaosan dan Candi Sewu. Atau jika ingin melangkah lebih jauh ke Yogyakarta, terdapat Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Ijo.
“Sekarang banyak wisatawan yang bisa bayar tiket masuk pakai QRIS, jajanan lokal juga bisa dibayar dengan QRIS. Jadi sekarang cashless sudah menjadi praktik yang baik dan penggunaannya sudah baik,” jelasnya.
“Makan gudeg, makan nasi goreng sambal, bahkan minum jus, saya scan saja pakai QRIS,” imbuhnya.
Soal saldo di rekening BRImo miliknya, Ari tak terlalu khawatir.
Hal itu dikarenakan sistem pembayaran yang digunakannya menggunakan pembayaran BRI.
Jadi kedudukan rekening BRI yang selain gaji juga merupakan rekening tabungan.
“Saya hitung lima persen masakan di neraca di rekening BRImo, sisanya masih tersimpan di BRImo,” jelasnya.
Ari membenarkan bahwa ia mempercayakan tabungan masa depannya ke rekening BRI.
Menurut dia, pengelolaan bulanan dan tingkat diskonto paling rendah dibandingkan bank lain. Atraksi tabungan BRI yang dapat diaktifkan melalui aplikasi BRImo dapat menjadi solusi untuk lebih berhemat selama bulan Ramadhan. (dokumen BRI)
Pemanfaatan QRIS untuk bisnis kini semakin diminati.
Tidak hanya bagi pembeli atau konsumen saja, namun juga bagi para pedagang seperti pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM).
Ekonom Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Mulyanto, menilai hasil pembayaran menggunakan QRIS positif.
Menurutnya, baik pembeli maupun penjual akan mencari kemudahan dan keuntungan di era digitalisasi.
Misalnya saja untuk merchant, banyak merchant yang menawarkan pembayaran QRIS dengan sedikit atau bahkan tanpa biaya tambahan.
“Nah, ini menjadi daya tarik bagi UMKM, selama ada usaha yang bisa menekan biaya dan meningkatkan keuntungan, tentu pelaku UMKM akan didukung dengan hadirnya QRIS,” jelasnya saat berbincang dengan Tribunnews, Senin (22/4 ) /2024).
Lalu, bagi pembeli, bisnis QRIS menarik karena kemudahan penggunaannya.
“Jika merchant menawarkan pembayaran menggunakan QRIS dengan harga murah, maka pembeli akan puas. Rendahnya harga tersebut karena ada biaya yang bisa dikurangi pembeli, misalnya tanpa biaya lebih,” jelasnya.
Artinya ada peluang untuk menekan biaya, sehingga diharapkan dari situ ada nilai yang lebih baik bagi pedagang dan pembeli, tambahnya. Branding UMKM
Dalam pertemuan terpisah, Pemimpin Cabang BRI Solo Slamet Riyadi Agung Ari Wibowo mengatakan BRI bekerja sama dengan pemerintah Kota Surakarta untuk menyediakan produk dan fasilitas QRIS serta Electronic Data Capture (EDC) kepada seluruh pedagang mulai tahun 2021.
“Pasar Gede merupakan salah satu keunikan budaya kota Surakarta, simbol pariwisata kota Solo.”
Oleh karena itu kami BRI memberikan fasilitas EDC dan QRIS kepada sekitar 600 pedagang baik di dalam maupun di luar pasar, jelas Agung saat ditemui di kantornya, Senin (18/3/2024).
Tujuan disediakannya situs ini adalah kaitannya dengan misi pemerintah untuk menyadarkan masyarakat akan pembayaran non-tunai.
Jadi warga Solo dan wisatawan tidak perlu membayar tunai, bisa menggunakan QRIS BRI, ujarnya.
Agung menambahkan, dukungan media terhadap BRI merupakan sebuah visi untuk memberikan makna bagi Indonesia.
“Kemudian mendorong masyarakat untuk mendukung perekonomian nasional,” jelasnya.
Dijelaskannya, BRI telah melakukan beberapa langkah untuk memberikan layanan keuangan terintegrasi dan memastikan nasabah dapat berpindah kelas secara lengkap dalam rangka Dukungan, Kolaborasi, dan Pengembangan. Direktur BRI Solo Slamet Riyadi, Agung Ari Wibowo saat ditemui di kantornya, Senin (18/3/2024)
Sedangkan dari sisi kemudahan berusaha, BRI memberikan kemudahan dan kemudahan berusaha dengan banyak permintaan.
Saat ini, terdapat sekitar 500 merchant BRI yang tersedia di cabang-cabang yang dijalankannya.
Dengan bisnis seperti yang menggunakan EDC dan QRIS yang disebutkan di atas, mereka meminta layanan tingkat tertinggi dari BRI.
“Pada dasarnya kami menerima semua kartu kredit, pinjaman gratis, dan pemeliharaan rutin.”
Pembayaran lebih cepat, termasuk hari Sabtu dan Minggu, bank dengan kartu terbanyak, teknologi canggih dengan sistem Android EDC dan satelit BRI, katanya.
Ia juga mengatakan, layanan digital di pasar tradisional seperti Pasar Gede merupakan prestasi BRI agar lembaga nirlaba tersebut menjangkau semua kalangan.
Diharapkan para pedagang bisa melakukan segala sesuatunya secara tunai dan non tunai, termasuk menggunakan QRIS.
“Ini yang obyektif dan bukti nyata BRI untuk memiliki pemahaman dan tentunya UKM untuk bisa maju, terus berintegrasi dan berpengaruh,” jelasnya. Implementasi Merchant Super Apps BRI yang diberi nama BRImo semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia. (Spesial)
Berdasarkan data yang dikeluarkan BRI Kantor Wilayah Yogyakarta sesuai wilayah yang dikelolanya, pada tahun 2022 sebanyak 9.282 pedagang akan menggunakan EDC BRI dan 209.285 pedagang akan menggunakan alat BRI QRIS dalam berbisnis.
Pada tahun 2023, sebanyak 10.296 pedagang akan menggunakan EDC BRI dan 245.053 pedagang akan menggunakan alat QRIS.
Pada bulan Februari saja, jumlah UMKM yang menggunakan EDC BRI mencapai 11.309 UMKM dan pengguna QRIS sebanyak 264.456 UMKM.
Sementara itu, CEO Regional BRI Yogyakarta John Sarjono menjelaskan, BRI RO Yogyakarta bermanfaat bagi UKM dan menunjukkan pertumbuhan signifikan setiap tahunnya.
“Pada instrumen perdagangan EDC, pada tahun 2022 volume perdagangannya sebesar Rp2,9 triliun dan meningkat menjadi Rp3,7 triliun pada tahun 2023. Sedangkan instrumen perdagangan QRIS pada tahun 2022 memperoleh volume perdagangan sebesar Rp315 juta dan mendekati Rp1,7 triliun pada tahun 2023,” dia menjelaskan dalam sebuah pernyataan.
Terkait perkembangan BRImo, John Sarjono mengatakan BRImo terus menunjukkan pertumbuhan selama setahun terakhir.
“Di BRI RO Yogyakarta, pada tahun 2023 jumlah pengguna BRImo sebanyak 2.006.634 pengguna. Hingga Februari 2024, pengguna BRImo diketahui sebanyak 2.261.326 atau meningkat 12,7 persen,” ujarnya.
Terkait inovasi-inovasi baru yang akan dirilis ke depan, jelas John, BRImo terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan lebih banyak masyarakat dengan fitur-fitur yang mudah digunakan seperti fungsi analisis keuangan dan pilihan investasi di berbagai segmen.
“BRImo terus melakukan banyak inisiatif dan memperkuat ekosistem dengan bermitra dengan lebih dari tiga ribu metode pembayaran. Selain itu, transaksi dengan BRImo kini dapat dilakukan lintas batas negara merespons dengan kemampuan bisnis internasional seperti pembukaan rekening menggunakan nomor telepon luar negeri. , transfer ke lebih dari 100 negara dan pembayaran QR di Singapura,” jelas John.
(*)