Arab Saudi dan Israel akan Normalisasi Hubungan, AS: Ini Hampir Selesai

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan rekan-rekannya di kawasan Teluk Senin ini (29/4/2024).

Ia menghadiri pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia di Riyadh, Arab Saudi.

Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat membantu Arab Saudi untuk bersekutu dengan Israel.

“Amerika Serikat dan Arab Saudi melakukan upaya besar bulan lalu untuk menjadi penengah antara Israel dan Kerajaan Arab Saudi,” katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut, menurut Al Arab.

Menteri Luar Negeri Amerika menekankan bahwa upaya untuk menstabilkan negara hampir selesai.

Sebelumnya, hal ini telah dilakukan Amerika Serikat dan Arab Saudi selama beberapa bulan sejak tahun lalu.

Pada September tahun lalu, Antony Blinken menggambarkan Arab Saudi dan Israel sebagai kepentingan keamanan terpenting Amerika Serikat di Timur Tengah.

Dalam laporan Al Jazeera, Kamis (21/9/2023), Arab Saudi disebut sedang mempertimbangkan kesepakatan Pertahanan AS untuk transfer senjata dan bantuan pengembangan nuklir.

Namun, Arab Saudi mengatakan bahwa perjanjian permanen dengan Israel harus mencakup pembentukan negara Palestina, yang telah ditolak oleh para pemimpin Zionis Israel. Amerika Serikat mendesak Israel dan Hamas untuk menyepakati gencatan senjata

Selain itu, ia juga membahas konflik antara Israel dan kelompok Palestina, Hamas, di Jalur Gaza dan memastikan konflik tidak meluas.

“Kami berharap Hamas mengambil keputusan yang tepat untuk membantu mengakhiri perang yang mereka inginkan,” katanya.

Hal tersebut mengacu pada perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang difasilitasi oleh Qatar dan Mesir sejak perjanjian terakhir berakhir pada November lalu.

Perkembangan terkini, Hamas telah menerima usulan dari Israel dan sedang mempelajarinya sebelum memberikan tanggapannya.

Sementara itu, Antony Blinken menyebut keputusan Israel ‘murah hati’.

“Hamas harus merespons dengan cepat apa yang telah mereka berikan,” katanya, merujuk pada situasi yang memburuk di Jalur Gaza.

Ia juga mengatakan bahwa Amerika Serikat berupaya meringankan penderitaan di Gaza dengan mendorong Israel dan Hamas untuk mengakhiri perang.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menekankan bahwa pertemuan itu lebih penting dari sebelumnya dan diadakan untuk melawan perang antara Israel dan Hamas.

Ia juga mengatakan bahwa Presiden Amerika Joe Biden bersikeras melindungi warga sipil di Rafah.

“Biden menekankan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu perlunya mengambil tindakan untuk meringankan penderitaan masyarakat di Gaza,” ujarnya.

“Ada kemajuan dalam menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza dan ada kebutuhan untuk menghilangkan konflik tersebut,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa bantuan kemanusiaan akan sangat penting dalam beberapa hari mendatang.

Ia juga mengatakan akan dilakukan perundingan dengan negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk mengenai kebebasan navigasi di Laut Merah, di tengah serangan Houthi. Jumlah Korban

Israel terus melanjutkan kekerasannya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah menjadi 34.488 orang dan 77.643 orang luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (29/4/2024), dan 1.147 orang meninggal di Israel. segmen, ditranskripsi oleh Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan kekerasan pendudukan Israel di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan masih ada sekitar 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, menyusul pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Saat ini, terdapat lebih dari 8.000 warga Palestina di penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *