Approval Rating Jokowi Tetap Tinggi Pasca-Demo Kawal Putusan MK

Koresponden Tribunnews.com, Raza Denny melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tingkat kepuasan masyarakat atau tingkat persetujuan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih tinggi yakni 63 persen setelah adanya gerakan politik belakangan ini.

Hal tersebut diungkapkan Asisten Profesor Ilmu Politik National University of Singapore (NUS) Nathaniel Gratias Samaktoyo, berdasarkan hasil Survei Frekuensi Tinggi Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Indonesia tentang Politik (HI-RES SIKAP). Survei Sikap Politik Indonesia (ATTITUDE). 

HI-RES ATTITUDE adalah survei online yang dilakukan oleh Nathalle, bersama dengan Asisten Profesor Politik Nicholas Kuypers di Universitas Princeton, New Jersey. SIKAP HI-RES memungkinkan peneliti untuk mengkaji perubahan sikap masyarakat dalam jangka waktu singkat.

Survei dilakukan setiap minggu mulai November 2023 terhadap lebih dari 50.000 responden. 

Dalam hasil terkini, menurut Nathan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi masih tinggi meski turun hampir delapan poin dari survei HI-RES ATTITUDE sebelumnya.

“Tetapi secara umum kepuasan terhadap Jokowi masih tinggi, (angkanya) lebih dari 60 persen (63 persen),” kata Nathel dalam keterangannya, merujuk pada Senin (23/9/2024).

Diketahui, beberapa lembaga survei melaporkan peringkat persetujuan Presiden Jokowi mencapai level tertinggi pada April 2024.

Seperti dilansir Lembaga Indikator Politik Indonesia, tingkat persetujuan terhadap Jokowi saat itu mencapai 77,2 persen. Bahkan, pada Mei 2024, Lembaga Penelitian Indonesia (LSI) memberikan rating persetujuan terhadap kinerja Jokowi mencapai 82 persen.

Nathaniel mengatakan, hal itu menjadi salah satu penyebab turunnya tingkat persetujuan terhadap Jokowi.

Hal ini antara lain disebabkan oleh dampak politik dari RUU Pilkada, terutama pasca aksi protes pembelaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang berlaku bagi pendukung Anis Basvidan dan Gunjar Pranovu.

Penurunan kepuasan terhadap Jokowi lebih tinggi pada pemilih Anis dan Ganjar karena adanya kesimpangsiuran RUU Pilkada, kata Nathan. 

Di sisi lain, Nathal mengungkapkan pengaruh Jokowi melatarbelakangi terpilihnya Prabowo Sabianto sebagai presiden. 

Tanpa Jokowi, jalan Prabowo tidak akan semulus kemarin, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *