Apindo Jakarta Ungkap Sejumlah Tantangan Dongkrak Transaksi Pembayaran Secara Digital

Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta mengungkap tantangan digitalisasi di Jakarta.

Meski demikian, Apindo DKI dan penyedia teknologi digital PT Trans Digital Cemerlang (PT TDC) sepakat penggunaan transaksi digital harus terus digalakkan.

Nurjaman, Wakil Presiden Apindo DKI Jakarta, mengatakan transaksi digital menghemat waktu dan mengurangi kebutuhan untuk mengunjungi bank atau lokasi fisik lainnya.

“Hal ini juga menurunkan biaya transaksi yang sering dibebankan oleh metode pembayaran tradisional, seperti biaya administrasi atau perjalanan. Termasuk memfasilitasi layanan keuangan di daerah terpencil atau yang tidak memiliki akses mudah ke bank,” kata Nurjaman di Jakarta. Selasa (27 Agustus 2024).

Nurjaman mengatakan di kalangan pengusaha, rekaman digital memudahkan pemantauan dan pengendalian peristiwa, sehingga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

“Banyak aplikasi yang menawarkan alat untuk mengelola anggaran dan melacak pengeluaran secara real time,” kata Nurjaman.

Di sisi lain, lanjutnya, terdapat kebutuhan untuk meminimalkan risiko pencurian identitas dan penipuan online, serta masalah keamanan informasi yang dapat membahayakan informasi pribadi dan keuangan.

“Selain itu, terbatasnya akses perangkat atau koneksi internet dapat menjadi kendala bagi sebagian orang,” tambah Nurjaman.

Selain itu, kesalahan teknis atau malfungsi sistem mungkin terjadi, yang dapat mencegah kejadian atau menyebabkan masalah akun. Beberapa layanan mungkin juga membebankan biaya tersembunyi atau biaya transaksi yang tidak langsung terlihat.

“Memahami kedua aspek ini dapat membantu mengambil keputusan yang lebih baik mengenai pemanfaatan acara digital,” kata Nurjaman.

Seorang praktisi sekaligus CEO PT Trans Digital Cemerlang (TDC) yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital, Indra mendukung penuh pertumbuhan literasi digital. Digitalisasi transaksi keuangan merupakan suatu keharusan yang tidak bisa dihindari saat ini.

“Dan saya sepakat dengan Kadin DKI bahwa digitalisasi ini harus terus disosialisasikan, dimaksimalkan dan harus menjawab tantangan zaman. Digitalisasi ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Indera. .

Indra meyakini seluruh komponen yang terkait dengan pergerakan perekonomian, baik pemerintahan maupun sipil, akan terus berupaya agar digitalisasi terus merambah ke seluruh penjuru Indonesia. Inovasi merupakan hal yang penting bagi setiap pihak, sehingga masyarakat khususnya pelaku usaha ingin mengubah sistem pembayaran dari tradisional menjadi digital.

Perusahaan juga terus melakukan inovasi, salah satunya produk Posku Lite untuk pembayaran QRIS yang mendorong bantuan literasi keuangan, seminar dan workshop pemasaran digital, serta insentif lainnya untuk menjadi mitra.

Beberapa di antaranya bekerja sama dengan komunitas Tamado Group di wilayah Sumatera untuk menghubungi UKM di provinsi tersebut. Aplikasi Posku Lite juga turut serta meramaikan kegiatan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) yang beberapa waktu lalu menyelenggarakan Pekan Raya Jawa Tengah dan IKAPPI FEST di Bali.

“Keikutsertaan Posculit di wilayah Sumatera, Jawa Tengah, dan Bali merupakan hal yang wajar untuk mendukung dan memfasilitasi para pelaku usaha dan UKM di ketiga provinsi tersebut untuk memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan registrasi dan transaksi. Kami juga memberikan pelatihan mengenai kurangnya pemahaman terkait dengan menggunakan dan manfaat aplikasi uang digital”, kata Indra.

Menurut Indra, minimnya visi dan literasi membuat masyarakat, khususnya pelaku bisnis, masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut. Padahal, kata dia, aplikasi mesin kasir digital memiliki banyak keunggulan, salah satunya adalah pencatatan transaksi sehingga membuat arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan usaha menjadi lebih aman dan terpercaya.

Indra juga mengamini pentingnya pelatihan dan pendampingan keuangan bagi UKM, khususnya dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.

Namun Indra berharap perusahaan pemberi bantuan dan nasehat keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, sistem anti suap ISO 37001:2016, dan sistem keamanan informasi ISO 27001:2022.

“Implementasi ISO yang sederhana ini merupakan respon cepat terhadap masukan pengguna (merchant) yang datang dari saluran data berbeda. ISO ini juga sebagai pertahanan diri terhadap kemungkinan kebocoran data,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *