Antony Blinken menunda kunjungan ke Timur Tengah di tengah ketidakpastian, berharap Iran akan membalas
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken telah menunda perjalanannya ke Timur Tengah, menunda rencana keberangkatannya pada hari Selasa, lapor Axios, menjelang pembicaraan di Gaza minggu ini.
Kunjungan diplomat senior AS telah ditunda “karena ketidakpastian situasi,” kata Axios, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya.
Pada hari Selasa, Hamas menembakkan dua roket ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, saat Israel melancarkan berbagai serangan mematikan di Jalur Gaza.
Pada hari Senin, para pejabat AS mengatakan mereka berharap untuk melanjutkan pembicaraan pada hari Kamis sesuai rencana. Harapkan pembalasan Iran
Penundaan perjalanan terjadi menjelang pembicaraan penghentian yang dijadwalkan pada minggu ini
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, dilaporkan telah menunda perjalanan ke Timur Tengah karena meningkatnya kekhawatiran keamanan di kawasan tersebut dan kemungkinan serangan Iran terhadap Israel.
Perjalanan Blinken, yang semula dijadwalkan pada hari Selasa, ditunda “karena ketidakpastian mengenai situasi”, lapor Axios, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya.
Penundaan perjalanan ini terjadi menjelang perundingan gencatan senjata yang dijadwalkan akhir pekan ini, setelah lebih dari 10 bulan pertempuran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Hamas menembakkan dua roket ke Tel Aviv pada hari Selasa, sementara Israel melakukan berbagai serangan mematikan di Jalur Gaza.
Meskipun ketegangan terus berlanjut, beberapa pejabat AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka berharap untuk melanjutkan perundingan pada hari Kamis sesuai rencana.
Para pemimpin Inggris, Perancis dan Jerman pada hari Senin mendesak Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari mengulangi serangan terhadap Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan seorang pemimpin senior Hamas di Teheran bulan lalu.
Israel dengan cepat dituduh melakukan genosida setelah bersumpah untuk membunuh Ismail Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya dalam serangan tanggal 7 Oktober di negara Yahudi yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan ratusan orang ditahan.
Korban tewas warga Palestina mendekati 40.000, menurut Kementerian Kesehatan Hamas.
Para pemimpin Eropa juga mendukung kesepakatan yang dibuat AS, Qatar, dan Mesir untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas.
Para perunding telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencoba membuat kedua belah pihak menyetujui perjanjian tiga bagian yang mana Hamas akan membebaskan orang-orang yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober dengan imbalan warga Palestina yang dipenjara di Israel dan Israel akan meninggalkan Gaza.
SUMBER: Al Arabiya, Fox News