Reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI mengumumkan Human Metapneumovirus (HMPV) yang menyebar di China juga telah ditemukan di Indonesia.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau masyarakat tidak panik akibat mewabahnya HMPV di Indonesia.
Masyarakat tetap diimbau mewaspadai kemungkinan tertular HMPV.
Anggota Departemen Pengendalian Penyakit Menular Ikatan Dokter Indonesia (PB) mengatakan: “Karena Kementerian Kesehatan juga meminta masyarakat tidak terlalu khawatir, namun meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit, khususnya infeksi HMPV” (IDI) dan presiden PB. Satgas Covid IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) dalam siaran persnya, Rabu (8/1/2025).
Ia juga menekankan bahwa HMPV bukanlah penyakit yang baru ditemukan. Virus ini sudah ada sejak tahun 2001 atau 24 tahun yang lalu.
Beberapa orang mungkin terinfeksi dan mengembangkan kekebalan terhadap HMPV.
“Meskipun HMPV mudah menyebar melalui droplet, inhalasi, dan gejala mirip flu, kebanyakan orang dapat sembuh dengan sendirinya. Penyakit pernapasan akibat virus adalah penyakit yang disebabkan oleh diri sendiri. Kecuali dalam kasus yang parah,” tambahnya.
Namun masyarakat dinilai perlu waspada, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, penderita penyakit menular, dan kelompok imunitas lemah.
“Mengenai HMPV ini, disarankan agar masyarakat dalam keadaan sehat dan sehat. Hindari kontak dengan orang sakit atau penderita flu. Dan barang-barang yang terkontaminasi harus dijaga kebersihannya”.
Penderita flu atau batuk disarankan memakai masker untuk mencegah infeksi.
Sedangkan di tim berbahaya, Erlina menghimbau untuk memakai masker. Apalagi saat berada di tengah keramaian, bekerja atau bepergian.
Ikuti praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun dan menutup mulut dan hidung dengan siku.
Anda juga bisa menutup mulut Anda dengan masker.
Hindari juga menyentuh wajah karena virus masuk ke mulut, hidung, dan mata. Bersihkan permukaan atau peralatan yang sering digunakan. Dijelaskannya, seperti meja, mesin pintu, keyboard komputer, dan sebagainya.
Bersamaan dengan pemerintah, PB IDI merekomendasikan penguatan perlawanan terhadap wabah penyakit tersebut.
Atau paling tidak, ada pengajaran tentang penerapan protokol kesehatan di titik-titik masuk negara seperti bandara.
Pemerintah juga didorong untuk berpartisipasi dalam pendidikan dan penyadaran masyarakat. “Untuk saat ini hati-hati saja, jangan panik, jangan panik. Karena HMPV ini mudah,” tutupnya.