TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah dilaporkan mulai bergerak ke beberapa wilayah utama di Lebanon selatan dan timur menyusul ancaman pembalasan Israel.
Israel mengatakan pada Sabtu (27/7/2024) bahwa mereka akan membalas atas jatuhnya roket yang diduga Hizbullah yang menghantam stadion sepak bola di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Insiden tersebut menyebabkan 12 orang tewas dan sedikitnya 40 orang luka-luka.
“Hizbullah waspada hari ini, Minggu,” ujarnya.
Dua sumber keamanan mengatakan Hizbullah telah mengambil langkah untuk mengevakuasi beberapa posisi penting di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa di Lebanon timur untuk mengantisipasi serangan Israel.
“Hizbullah telah memindahkan beberapa posisi penting di Bekaaan selatan dalam beberapa jam terakhir.” Israel akan merespons dengan Hizbullah
Militer Israel dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus merespons insiden di Golan dengan menyerang Hizbullah di Lebanon.
“Kami sedang mempersiapkan tahap selanjutnya dari perang di utara tentara Israel,” kata komandan tentara Israel Herzi Halevi kemarin (28/72024).
“Kami tahu persis di mana rudal itu ditembakkan dan kami telah memeriksa sisa-sisa rudal tersebut dan menemukan bahwa itu adalah jenis Falak.”
Dia mengatakan rudal itu milik Hizbullah dan diluncurkan di Lebanon.
“Ini adalah senjata Hizbullah, dan siapa pun yang menembakkan roket tersebut ke wilayah sipil ingin membunuh warga sipil dan anak-anak,” lapor Aawsat. Israel gagal mencegat roket Hizbullah
Kemarin, militer Israel mengumumkan 40 roket ditembakkan dari Lebanon dalam tiga serangan pada Sabtu (27/7/2024).
Sementara itu, militer Israel menyatakan telah memperingatkan penduduk Majdal Shams tentang serangan tersebut, namun pertahanan udaranya tidak beroperasi pada saat itu.
Rudal yang dicegat tidak ditembakkan karena jangkauannya terlalu sulit dan tidak memungkinkan untuk memberikan peringatan yang panjang, demikian bunyi radio militer Israel kemarin, Minggu (28/7/2024).
Karena pemberitahuan yang singkat, Pasukan Pertahanan Israel mengalami kesulitan menembakkan roket tepat waktu agar warga sipil dapat mengungsi ke tempat perlindungan.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah bergabung dengan perlawanan di Jalur Gaza dan Tepi Barat untuk melindungi rakyat Palestina dari agresi Israel, katanya.
Hizbullah telah menyerang pangkalan militer Israel di perbatasan utara Israel, wilayah pendudukan Palestina, dan benteng Hizbullah di Lebanon selatan.
Hizbullah mengatakan mereka akan menghentikan serangan di perbatasan jika Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza. Jumlah korban
Ketika Israel terus mengamuk di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina telah mencapai lebih dari 39.324 orang antara Sabtu (10/7/2023) hingga Minggu (28/7/2024) dan 1.147 serta 90.830 orang terluka. Menurut Anadolu Agency, dia meninggal di Israel.
Kelompok oposisi Palestina Hamas pada Sabtu (7/10/2023) mulai mengebom Jalur Gaza Israel sebagai respons atas pendudukan dan kekerasan Israel di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan pada akhir November 2023, terdapat sekitar 120 sandera di Jalur Gaza, baik hidup maupun mati, setelah 105 sandera disandera dari 240 tahanan Palestina.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024, lebih dari 21.000 warga Palestina saat ini berada di penjara Israel.
(Tribunnews.com/Unita Rahmayanti)
Artikel lain terkait konflik Palestina-Israel