TRIBUNNEWS.COM – Militer Amerika Serikat (AS) mulai melakukan intervensi dengan mengerahkan 12 kapal perang ke kawasan Timur Tengah menyusul ancaman pemerintah Iran akan melakukan serangan balasan terhadap Israel.
Iran melancarkan serangan balasan ini setelah Israel dituduh mengarahkan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dan komandan militer utama Hizbullah Fuad Shukr.
“Departemen Pertahanan AS telah mengirimkan 12 kapal perang ke Timur Tengah, Teluk Persia dan Laut Mediterania di tengah serangan Israel di Beirut dan Teheran,” kata laporan seorang pejabat pertahanan yang tidak disebutkan namanya.
Berdasarkan informasi Washington Post yang dikutip TASS, puluhan kapal perang yang dikirim Amerika Serikat untuk melindungi Israel antara lain USS Theodore Roosevelt dan enam kapal perusak yang berlokasi di Teluk Persia.
Lalu ada juga tiga kapal pendarat dan dua kapal perusak dengan 4.000 pelaut dan cadangan di Mediterania timur. Khamenei memerintahkan Iran untuk menyerang Israel
Tindakan ini diambil Amerika Serikat tepat setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan pembicaraan telepon dengan para pemimpin di Timur Tengah dalam upaya menyelamatkan Israel dari pembalasan Iran dan Hizbullah.
Kita ingat, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, beberapa hari lalu memerintahkan pasukannya untuk menyerang Israel secara langsung.
Khamenei memberikan perintah tersebut pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
“Anda telah membunuh tamu terhormat kami di rumah kami dan sekarang Anda telah membuka jalan bagi hukuman berat Anda,” kata Khamenei, seperti dilansir kantor berita resmi IRNA.
Sebelumnya diketahui Ismail Haniyeh yang dikenal sebagai pemimpin utama Hamas tewas dalam serangan udara sesaat setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya pada dini hari, pukul 02.00 waktu setempat, karena diserang dengan proyektil berpemandu udara.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun Iran dan Hamas menuduh Israel mendalanginya. Putra Haniyeh menegaskan bahwa dia akan terus berperang melawan Israel
Bukan hanya ancaman yang dilontarkan pemerintah Iran, militan sayap kanan Hamas juga menegaskan bahwa membunuh pemimpin tersebut tidak akan mengakhiri perlawanan Palestina terhadap Israel yang berjuang hingga pembebasan,” tegas putra Haniyeh, Abdul. Salam Ismail Haniyeh Menurut Abdul Salam, pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menekankan bahwa tentaranya akan mempertahankan perang terbuka melawan Israel sampai mereka mencapai tujuan mereka. tujuan
Tujuan akhir Hamas adalah membebaskan Yerusalem dari campur tangan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu.
“Kami melakukan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan kami siap membayar harga apa pun,” kata Zuhri
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)